.

.

Wednesday, November 28, 2012

Bhg 2: Keajaiban-Keajaiban di Jalur Gaza


Suara Tak Bersumber ...

Ada lagi kisah karamah mujahidin yang kali ini disebutkan oleh khatib masjid Izzuddin Al Qassam di wilayah Nashirat Gaza yang telah ditayangkan oleh TV channel Al Quds, yang juga ditulis oleh Dr Aburrahman Al Jamal di laman Al Qassam dengan judul Ayaat Ar Rahman fi Jihad Al Furqan ( ayat-ayat Allah dalam Jihad Al Furqan).

Sang khatib bercerita, seorang pejuang telah menanam sebuah ranjau yang telah disiapkan untuk menyambut pasukan Zionis yang melalui jalan tersebut.

"Saya telah menanam sebuah ranjau. Saya kemudian melihat sebuah helikopter menurunkan sejumlah besar pasukan disertai tank-tank yang beriringan menuju jalan tempat saya menanam ranjau, "kata pejuang tadi.

Akhirnya, sang pejuang memutuskan untuk kembali ke markas kerana mengira ranjau itu tidak akan bekerja optimum. Maklum, jumlah musuh amat banyak.

Akan tetapi, sebelum beranjak meninggalkan lokasi, pejuang itu mendengar suara "Utsbut, tsabatkallah" yang maknanya kurang lebih, "tetaplah di tempat maka Allah menguatkanmu." Ucapan itu ia dengar berulang-ulang sebanyak tiga kali.

"Saya mencari sekeliling untuk mengetahui siapa yang mengatakan hal itu kepada saya. Akan tetapi saya malah terkejut, kerana tidak ada seorang pun yang bersama saya, "ucap mujahidin itu, sebagaimana ditirukan sang khatib.

Akhirnya sang mujahid memutuskan untuk tetap berada di lokasi. Ketika sebuah kereta kebal melewati ranjau yang tertanam, sesuatu yang "ajaib" terjadi. Ranjau itu justru meletup amat dahsyat. Tank yang berada di dekatnya langsung hancur. Banyak tentera Israel meninggal seketika itu. Sebahagian daripada mereka harus diangkut oleh helikopter. "Sedangkan saya sendiri dalam keadaan selamat," kata mujahid itu lagi, melalui lidah khatib.

Cerita yang disampaikan oleh seorang penulis Mesir, Hisyam Hilali, dalam laman alraesryoon.com, ikut menyokong kisah-kisah sebelumnya. Abu Mujahid, salah seorang pejuang yang melakukan ribath (berjaga) mengatakan,

"Ketika saya mengamati gerakan kereta kebal di sempadan bandar, dan tidak ada seorang pun di sekitar, akan tetapi saya mendengar suara orang yang bertasbih dan beritighfar. Saya berkali-kali mencuba untuk memastikan asal suara itu, akhirnya saya memastikan bahawa suara itu tidak keluar kecuali dari batuan dan pasir. "





Sudah Meledak, Ranjau Masih Utuh ...

Sebuah kejadian "ajaib" berlaku di Gaza Selatan, tepatnya di daerah AI Maghraqah. Saat itu para mujahidin sedang memasang ranjau. Di saat mengulur Wayar, tiba-tiba sebuah pesawat mata-mata Israel memergoki mereka. Bom pun terus jatuh ke lokasi itu.

Untunglah para mujahidin selamat. Namun, wayar pengubung ranjau dan pemicu yang tadi hendak disambung menjadi terputus. Tidak ada kesempatan lagi untuk menyambungnya, kerana pesawat masih berputar-putar di atas.

Tak lama kemudian, beberapa kereta kebal Israel mendekati lokasi di mana ranjau-ranjau tersebut ditanam. Tak sekadar lewat, kereta kebal itu malah berhenti tepat di atas peledak yang sudah tak berfungsi itu.

Apa daya, kaum Mujahidin tak boleh berbuat apa-apa. Wayar ranjau jelas tak mungkin disambung, sementara kereta kebal Israel telah berkumpul di atas ranjau.

Mereka merasa amat sedih, bahkan ada yang menangis ketika melihat pemandangan itu. Sebahagian yang lain berdoa, "Allahumma kama lam tumakkinna minhum, allahumma la tumakkin lahum," yang maknanya, "Ya Allah, sebagaimana engkau tidak memberikan kesempatan kami menghadapi mereka, jadikanlah mereka juga tidak memiliki kesempatan serupa."

Tiba-tiba, ketika fajar tiba, terjadilah keajaiban. Terdengar letupan dahsyat tepat di lokasi penanaman ranjau yang tadinya tak berfungsi.

Setelah Tentera Israel pergi dengan membawa kerugian akibat letupan tersebut, para mujahidin akan melihat lokasi letupan. Sungguh ajaib, ternyata seluruh ranjau yang telah mereka tanam itu masih utuh. Dari mana datangnva letupan? Wallahu a'lam.

Masih dari wilayah Al Maghraqah. Saat pasukan Israel menembakkan artileri ke salah satu rumah, hingga rumah itu terbakar dan api menjalar ke rumah sebelahnya, para mujahidin dihinggapi rasa khuatir jika api itu semakin tak terkawal.

Seorang dari mujahidin itu lalu berdoa, "Wahai Dzat yang merubah api menjadi sejuk dan tidak membahayakan untuk Ibrahim, padamkanlah api itu dengan kekuatan-Mu."

Maka, tidak lebih dari tiga minit, api pun padam. Para mujahidin menangis terharu kerana mereka merasa Allah Subhanuhu wa Ta'ala (SWT) telah memberi pertolongan dengan terkabulnya doa mereka dengan segera.

Merpati dan Anjing ...

Di saat para mujahidin tersepit, haiwan-haiwan dan alam tiba-tiba ikut membantu, bahkan menjelma menjadi sesuatu yang menakutkan.

Seorang mujahid Palestin menuturkan "kisah ajaib" yang lain kepada laman Filithin Al Aan (25/1/2009). Saat bertugas di wilayah Jabal Ar Rais, sang mujahid melihat seekor merpati terbang dengan suara melengking, yang melintas sebelum peluru berpandu-peluru berpandu Israel jatuh di wilayah itu.

Para mujahidin yang juga melihat merpati itu langsung menangkap adanya isyarat yang ingin disampaikan sang merpati.

Begitu merpati itu melintas, para mujahidin langsung berlindung di tempat persembunyian mereka. Ternyata dugaan mereka benar. Selang beberapa saat kemudian bom-bom Israel datang menghujan. Para mujahidin itu pun selamat.

Adalagi "cerita keajaiban" mengenai seekor anjing, sebagaimana diberitakan laman Filithin Al Aan. Suatu hari, tatkala sekumpulan mujahidin Al Qassam melakukan ribath di front pada tengah malam, tiba-tiba muncul seekor anjing tentera Israel jenis doberman. Anjing itu kelihatannya memang dilatih khusus untuk membantu pasukan Israel mencari tempat simpanan senjata dan persembunyian para mujahidin.

Anjing besar ini mendekat dengan menampakkan sikap tidak bersahabat. Salah seorang mujahidin kemudian mendekati anjing itu dan berkata kepadanya, "Kami adalah para mujahidin di jalan Allah dan kami diperintahkan untuk tetap berada di tempat ini. Kerana itu, menjauhlah dari kami, dan jangan menimbulkan masalah untuk kami. "

Setelah itu, si anjing duduk dengan dua tangannya dijulurkan ke depan dan diam. Akhirnya, seorang mujahidin yang lain mendekatinya dan memberinya beberapa kurma. Dengan tenang anjing itu memakan kurma itu, lalu beranjak pergi.

Kabut pun Ikut Membantu ...

Ada pula kisah menarik yang disampaikan oleh komander Al Qassam di kem-kem pelarian Nashirat, langsung setelah selesai solat zuhur di masjid Al Qassam (17/1/2009).

Saat itu sekelompok mujahidin yang melakukan ribath di Tal Ajul terkepung oleh kereta kebal Israel dan pasukan khusus mereka. Dari atas, pesawat mata-mata terus mengawasi.

Di saat kedudukan para mujahidin tersepit, kabut tebal tiba-tiba turun di malam itu. Kabut itu telah menutupi pandangan mata tentera Israel dan membantu pasukan mujahidin keluar dari kepungan.

Kes serupa diceritakan oleh Abu Ubaidah. salah satu pemimpin lapangan Al Qassam, sebagaimana ditulis laman almesryoon.com (sudah tidak boleh diakses lagi). la bercerita bagaimana kabus tebal tiba-tiba turun dan membatu para mujahidin untuk melakukan serangan.

Awalnya, pasukan mujahiddin tengah menunggu waktu yang tepat untuk mendekati kereta kebal tentera Israel guna meledakkannya. "Tak lupa kami berdoa kepada Allah agar dimudahkan untuk melakukan serangan ini," kata Abu Ubaidah.

Tiba-tiba turunlah kabus tebal di tempat tersebut. Pasukan mujahidin segera bergerak menyelinap di antara kereta kebal, menanam ranjau-ranjau di sisinya, dan segera meninggalkan lokasi tanpa diketahui pesawat mata-mata yang memenuhi langit Gaza, atau oleh pasukan infantri Israel yang berada di sekitar kenderaan tentera itu. Lima tentera Israel tewas di tempat dan puluhan lainnya luka-luka selepas ranjau-ranjau itu meletup.

Kerana kekejaman zionis yahudi, semua makhluk Allah melawannya, Maha benar sabda Rasulullah SAW dalam hadisnya:

Tidak akan terjadi hari kiamat, sehingga muslimin memerangi Yahudi. Orang-orang Islam membunuh Yahudi sampai Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon. Namun batu atau pohon berkata, "Wahai muslim, wahai hamba Allah, inilah Yahudi di belakangku, kemarilah dan bunuh saja. Kecuali pohon Gharqad (yang tidak demikian), kerana termasuk pohon Yahudi." (HR Muslim dalam Shahih Jami 'As-shaghir no. 7427)

"Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mu'min, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Itulah (karunia Allah yang dilimpahkan kepada kamu), dan sesungguhnya Allah sentiasa melumpuhkan tipu daya orang-orang yang kafir. "(Surah 8: 17-18)

Selamat Dengan Al-Quran ...

Cerita ini bermula ketika salah seorang pejuang yang menderita luka memasuki rumah sakit As Syifa '. Seorang doktor yang memeriksanya terkejut apabila mengetahui ada sepotong projetile peluru bersarang di saku pejuang tersebut.

Yang membuat ia sangat terkejut adalah timah panas itu gagal menembusi jantung sang pejuang kerana terhalang oleh sebuah buku doa dan mushaf Al-Quran yang selalu berada di saku sang pejuang.

Buku kumpulun doa itu berlubang, namun hanya sampul muka mushaf itu saja yang rosak, sedangkan projetile sendiri bentuknya sudah "berselerak".

Kisah ini disaksikan sendiri oleh Dr Hisam Az Zaghah, dan diceritakannya saat Festival Ikatan Doktor Jorden sebagaimana ditulis laman parti Ikhwanul Muslimin (23/1/2009).

Dr. Hisam juga memperlihatkan bukti berupa sebuah projetile peluru, mushaf Al-Qur'an, serta buku kumpulan doa-doa berjudul Hishnul Muslim yang menahan peluru tersebut.

Abu Ahid, imam Masjid An-Nur di Hay As Syeikh Ridzwan, juga punya kisah menarik. Sebelumnya, Israel telah menembak 3 rodalnya ke masjid itu hingga tidak tersisa kecuali hanya puing-puing bangunan. "Akan tetapi mushaf-mushaf Al-Qur'an tetap berada di tampatnya dan tidak tersentuh apa-apa," katanya sambil tak henti bertasbih.

"Kami temui beberapa mushaf yang terbuka tepat di ayat-ayat yang menceritakan tentang kemenangan dan kesabaran, seperti firman Allah,

"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah khabar gembira kepada orang-orang yang sabar, iaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka berkata, 'sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali,' (Al-Baqarah [2]: 155-156). "

jelas Abu Ahid sebagaimana dikutip Islam Online (15/1/2009).

Harum Jasad Para Syuhada ...

Abdullah As Shani adalah anggota kesatuan sniper (penembak jitu) al-Qassam yang menjadi sasaran peluru berpandu pesawat F-16 Israel ketika sedang berada di pos keselamatan di Nashirat, Gaza.

Jasad komander al-Qassam dan pengawal khusus para tokoh Hamas ini "hilang" setelah terkena peluru berpandu. Selama dua hari jasad tersebut dicari, ternyata sudah hancur tak tinggal kecuali serpihan kepala dan dagunya. Serpihan-serpihan tubuh itu kemudian dikumpulkan dan dibawa pulang ke rumah oleh keluarganya untuk dimakamkan.

Sebelum dikebumikan, sebagaimana dikeluarkan laman syiria-aleppo.com (24/1/2009), serpihan jasad tersebut sempat disemayamkan di sebuah ruangan di rumah keluarganya. Beberapa lama kemudian, tiba-tiba muncul bau harum kasturi dari bilik simpanan serpihan tubuh tadi.

Keluarga Abdullah As Shani 'terkejut lalu memberitahu kepada orang-orang yang mengenal sang pejuang yang memiliki kuniyah (gelaran) Abu Hamzah ini.

Lalu, puluhan orang ramai-ramai mendatangi rumah tersebut untuk mencium bau harum yang berasal dari serpihan-serpihan tubuh yang diletakkan dalam sebuah beg plastik.

Bahkan, menurut pihak keluarga, 20 hari selepas wafatnya lelaki yang tak suka menampakkan amalan-amalannya ini, bau harum itu kembali semerbak memenuhi rungan yang sama.

Cerita yang sama berlaku juga pada jenazah Musa Hasan Abu Nar, mujahid Al Qassam yang juga syahid kerana serangan udara Israel di Nashiriyah. Dr Abdul Rahman Al Jamal, penulis yang tinggal di Gaza, ikut mencium bau harum dari sepotong kain yang terkena darah Musa Hasan Abu Nar. Walau kain itu telah dicuci berkali-kali, bau itu tetap semerbak.

Ketua Parti Amal Mesir, Majdi Ahmad Husain, menyaksikan sendiri harumnya jenazah para syuhada. Sebagaimana dilansir laman Al Quds Al Arabi (19/1/2009), ketika masih berada di Gaza, ia menyampaikan,

"Saya telah melawat sebahagian besar bandar dan desa-desa. Saya ingin melihat bangunan-bangunan yang hancur kerana serangan Israel. Percayalah, bahawa saya mencium bau harumnya para syuhada. "

Dua Pekan Wafat, Darah Tetap Mengalir ...

Yasir Ali Ukasyah sengaja pergi ke Gaza dalam rangka bergabung dengan sayap milisi pejuang Hamas, Brigade Izzuddin al-Qassam. Ia meninggalkan Mesir setelah gerbang Rafah, yang menghubungkan Mesir-Gaza, terbuka beberapa bulan lalu.

Sebelumnya, pemuda yang gemar menghafal Al-Qur'an ini sempat mengikuti wisuda huffadz (para penghafal) Al-Qur'an di Gaza dan bergabung dengan para mujahidin untuk mendapat latihan ketenteraan. Sebelum masuk Gaza, di pertemuan akhir dengan salah satu sahabatnya di Rafah, ia meminta didoakan agar memperoleh kesyahidan.

Untung tak dapat ditolak, malang tak dapat diraih, di bumi jihad Gaza, ia telah memperoleh apa yang ia cita-citakan. Yasir syahid dalam sebuah pertempuran dengan pasukan Israel di kem pelarian Jabaliya.

Kerana keadaan medan, jasadnya baru boleh dipindahkan setelah dua minggu wafatnya di medan pertempuran tersebut.

Walau sudah dua minggu meninggal, para pejuang yang ikut serta melakukan evakuasi menyaksikan bahawa darah segar pemuda berumur 21 tahun itu masih mengalir dan fizikalnya tidak rosak. Keadaannya mirip seperti orang yang sedang tidur.

Sebelum syahid, para pejuang pernah menawarkan kepadanya untuk berkahwin dengan salah satu gadis Palestin, namun ia menolak. "Saya meninggalkan keluarga dan tanah air kerana hal yang lebih besar dari itu," jawabnya.

Khabar tentang keadaan jenazah pemuda yang memiliki kuniyah Abu Hamzah beredar di kalangan penduduk Gaza. Para khatib juga menjadikannya sebagai bahan khutbah Jumaat mereka atas tanda-tanda keajaiban perang Gaza. Cerita ini juga dimuat oleh Arab Times (7/2/2009)

Terbunuh 1.000, Lahir 3.000 ...

Hilang seribu, tumbuh tiga ribu. Sepertinya, ungkapan ini sesuai disematkan kepada penduduk Gaza. Kesedihan rakyat Gaza atas kehilangan nyawa 1.412 putra putrinya, terubat dengan lahirnya 3,700 bayi selama 22 hari serangan Israel terhadap bandar kecil ini.

Hamam Nisman, Pengarah Jabatan Hubungan Sosial dalam Kementerian Kesihatan pemerintahan Gaza menyatakan bahawa dalam 22 hari 3,700 bayi lahir di Gaza.

"Mereka lahir antara tarikh 27 Disember 2008 hingga 17 Januari 2009, ketika Israel melakukan serangan yang menyebabkan meninggalnya 1.412 rakyat Gaza, yang majoriti wanita dan kanak-kanak-kanak-kanak," katanya.

Bulan Januari tercatat sebagai angka kelahiran tertinggi berbanding bulan-bulan sebelumnya. Setiap tahun 50 ribu kes kelahiran tercatat di Gaza. Dan, dalam satu bulan tercatat 3,000 hingga 4,000 kelahiran. Akan tetapi di masa serangan Israel 22 hari, kami mencatat 3,700 kelahiran dan pada sisa bulan Januari tercatat 1,300 kelahiran. Bererti dalam bulan Januari berlaku peningkatan kelahiran hingga 1,000 kes.

Nisbah antara kematian dan kelahiran di Gaza memang tidak sama. Angka kelahiran, jelasnya lagi, mencapai 50 ribu setiap tahun, sedang kematian mencapai 5 ribu

"Israel sengaja membunuh para wanita dan kanak-kanak-kanak-kanak untuk menghapuskan masa depan Gaza. Sebanyak 440 kanak-kanak dan 110 wanita telah dibunuh dan 2.000 anak serta 1.000 wanita mengalami luka-luka. "

 Sila lihat video Brigade Al Qassam, Hamas.


Tuesday, November 27, 2012

Bhg 1: Keajaiban-Keajaiban di Jalur Gaza



Gaza, itulah nama hamparan tanah yang luasnya tidak lebih dari 360 km persegi. Berada di Palestin Selatan, "tersepit" di anta
ra tanah yang dikuasai penjajah Zionis Israel, Mesir, dan laut Mediterania, serta dikepung dengan tembok di sepanjang daratannya.

Sudah lama Israel "bernafsu" menguasai wilayah ini. Namun, jangankan menguasai, untuk boleh masuk ke dalamnya sahaja Israel sangat kesulitan.

Sudah banyak cara yang mereka lakukan untuk menundukkan bandar kecil ini. Sekatan rapat yang membuat rakyat Gaza kesulitan memperolehi bahan makanan, ubat-ubatan, dan tenaga, telah dilakukan sejak 2006 hingga kini. Namun, penduduk Gaza tetap bertahan, bahkan perlawanan Gaza atas penjajahan Zionis semakin menguat.

Akhirnya Israel melakukan serangan "habis-habisan" ke wilayah ini sejak 27 Disember 2008 hingga 18 Januari 2009. Mereka "membasahkan" ratusan tan bom dan mengerahkan semua kekuatan sehingga pasukan cadangannya.

Namun, sekali lagi, negara yang tergolong memiliki tentera terkuat di dunia ini harus berundur dari Gaza.

Di atas kertas, kemampuan senjata AK 47, roket anti tank RPG, ranjau, serta beberapa jenis roket buatan tempatan yang biasa dipakai para mujahidin Palestin, tidak akan mampu menghadapi pasukan Israel yang didukung kereta kebal Merkava yang dikenali terhebat di dunia. Apalagi menghadapi pesawat tempur canggih F-16, helikopter tempur Apache, serta ribuan tan "bom canggih" buatan Amerika Syarikat.

Akan tetapi di sana ada "kekuatan lain" yang membuat para Mujahidin mampu membuat "kaum penjajah" itu melarikan diri dari Gaza dengan muka tertunduk, walau hanya dengan berbekal senjata-senjata kuno.

Itulah pertolongan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang diberikan kepada para pejuangnya yang taat dan ikhlas. Kisah tentang munculnya "pasukan lain" yang ikut bertempur bersama para mujahidin, semerbak harum jasad para syuhada, serta beberapa "peristiwa ajaib" yang lain selama pertempuran, telah beredar di kalangan masyarakat Gaza, ditulis para wartawan, bahkan disiarkan para khatib Palestin di khutbah-khutbah Jumaat mereka.

Berikut ini adalah rangkuman "kisah-kisah ajaib" tersebut dari pelbagai sumber untuk kita ingat dan renungkan.

Pasukan "Berseragam Putih" di Gaza ...

Ada "pasukan lain" membantu para mujahidin Palestin. Pasukan Israel sendiri mengakui adanya pasukan berseragam putih itu.

Suatu hari di penghujung Januari 2009, sebuah rumah milik keluarga Dardunah yang berada di antara Jabal Al Kasyif dan Jabal Ar Rais, tepatnya di jalan Al Qaram, didatangi oleh sekelompok pasukan Israel.

Seluruh ahli keluarga diperintahkan duduk di sebuah bilik. Salah satu anak laki-laki disoal siasat mengenai ciri-ciri para pejuang al-Qassam.

Saat disoal siasat, sebagaimana ditulis laman Filisthin Al Aan (25/1/2009), mengutip cerita seorang mujahidin al-Qassam, laki-laki itu menjawab dengan jujur bahwa para pejuang al-Qassam mengenakan baju hitam-hitam. Akan tetapi tentera itu malah marah dan memukulnya hingga laki-laki malang itu pengsan.

Selama tiga hari berturut-turut, setiap ditanya, laki-laki itu menjawab bahawa para pejuang al-Qassam memakai seragam hitam. Akhirnya, tentera itu naik pitam dan mengatakan dengan keras, "Wahai pembohong! Mereka itu berseragam putih! "

Cerita lain yang disampaikan penduduk Palestin di laman milik Brigade Izzuddin al-Qassam, Multaqa al-Qasami, juga menyebutkan adanya "pasukan lain" yang tidak dikenali. Awalnya, sebuah ambulan dihentikan oleh sekelompok pasukan Israel. Pemandunya ditanya sama ada dia berasal dari kumpulan Hamas atau Fatah? Pemandu malang itu menjawab, "Saya bukan kumpulan mana-mana. Saya cuma pemandu ambulan. "

Akan tetapi tentera Israel itu masih bertanya,

"Pasukan yang berpakaian putih-putih dibelakangmu tadi, masuk kelompok mana?"

Si pemandu pun kebingungan, kerana ia tidak melihat seorangpun yang berada di belakangnya. "Saya tidak tahu," jawapan satu-satunya yang ia miliki.

Cerita mengenai "pasukan tidak dikenal" juga datang dari seorang penduduk rumah tersusun wilayah Tal Islam yang hendak berpindah bersama keluarganya untuk menyelamatkan diri dari serangan Israel.

Di tangga rumah ia melihat beberapa pejuang menangis. "Kenapa kamu menangis?" Tanyanya.

"Kami menangis bukan kerana khawatir keadaan diri kami atau takut dari musuh. Kami menangis kerana bukan kami yang bertempur. Di sana ada kumpulan lain yang bertempur memporak-perandakan musuh, dan kami tidak tahu dari mana mereka datang, "jawabnya.

Saksi tentera Israel ...

Cerita tentang "tentera berseragam putih" tak hanya diungkap oleh mujahidin Palestin atau warga Gaza. Beberapa pasukan pasukan Israel sendiri menyatakan hal serupa.

Laman al-Qassam memberitakan bahwa TV Channel 10 milik Israel telah menyiarkan seorang anggota pasukan yang ikut serta dalam pertempuran Gaza dan kembali dalam keadaan buta.

"Ketika saya berada di Gaza, seorang tentera berpakaian putih mendatangi saya dan menaburkan pasir di mata saya, hingga saat itu juga saya buta," kata anggota pasukan ini.

Di tempat lain ada tentera Israel yang mengatakan mereka pernah berhadapan dengan "hantu". Mereka tidak diketahui dari mana asalnya, pada bila-bila munculnya, dan ke mana menghilangnya.

Masih dari Channel 10, seorang tentera Israel lainnya mengatakan,

"Kami berhadapan dengan pasukan berbaju putih-putih dengan janggut panjang. Kami tembak dengan senjata, akan tetapi mereka tidak mati. "

Cerita ini menggelitik banyak penonton. Mereka bertanya kepada Channel 10, siapa sebenarnya pasukan berseragam putih itu?

Apakah pasukan berbaju putih itu adalah MALAIKAT bantuan Allah, sebagaimana Allah telah membantu dalam perang Badar dalam Al-Quran?

"(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu:" Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut ". (QS. 8: 9)

Video Brigade Al Qassam, Hamas.

 

Monday, November 26, 2012

HUZAIFAH IBNU YAMAN: PENYIMPAN RAHSIA NABI



Huzaifah bin Al-Yaman antara sahabat nabi yang sangat masyhur. Bapanya bernama “Husail bin Jabir Al-‘Absi Al-yamani”. Beliau merupakan “sohib As-Sir” atau penjaga rahsia nabi SAW.

Memandangkan beliau adalah manusia yang disebut sebagai “penjaga rahsia nabi SAW”, menyebabkan banyak nama-nama para munafiq berada ditangan beliau. Semuanya ini disebabkan kepercayaan yang diberikan oleh Nabi kepada beliau.


Pernah suatu hari, Omar bin Al-Khattab bertanya kepada Huzaifah, apakah nama beliau antara yang tersenarai sebagai orang munafiq. Lalu dijawab oleh Huzaifah, bahawa Omar bukan dari kalangan mereka[1].


Disebabkan beliau menyimpan rahsia-rahsia nabi, menyebabkan beliau pernah menyebut;


والله إني لاعلم الناس بكل فتنة هي كائنة فيما بيني وبين الساعة


Maksudnya;

“Demi Allah, sesungguhnya aku adalah manusia yang paling banyak mengetahui dengan setiap fitnah yang akan berlaku diantaraku dan hari kiamat”

Beliau diberikan kelebihan oleh Allah, bahawa mempunyai firasat yang sangat tinggi, sehinggakan beliau mampu menafsirkan wajah manusia tentang apa yang terkandung dalam hati mereka.


Antara kehebatan firasat Huzaifah adalah, boleh dikatakan, permukiman Kufah adalah dibuka oleh Huzaifah. Ini kerana, ramai dari pemukiman Kufah berasal dari Madyan yang ketika itu ditimpa penyakit yang tidak diketahui punca.


Bagi memastikan pemindahan itu tidak membawa penyakit, terlebih dahulu Omar bin Al-Khattab menghantar Huzaifah bin Al-Yaman untuk menyelidiki keadaan di situ. Huzaifah pergi ke tempat tersebut bersama seorang kawannya, iaitu salman bin Ziyad.


Sesampai di kufah yang ketika itu adalah padang pasir yang kosong. Menghirup udara disitu, terus difirasatkan oleh Huzaifah sebagai tempat yang tidak ada penyakit, menyebabkan disitulah bermulanya permukiman orang arab Madyan tinggal di Kufah.


Bapa beliau yang bernama Husail bin Jabir Al-‘Absi Al-Yamani juga beragama islam, beliau syahid dalam peperangan uhud ekoran tersilap bunuh oleh salah seorang sahabat nabi kerana menyangka ianya adalah musyrik. Huzaifah merasa sedih dengan kejadian tersebut.


Berita pembunuhan tersilap itu dikhabarkan kepada Nabi Muhammad SAW, menyebabkan Nabi SAW dibayar diyat kepada Huzaifah. Bayaran Diyat itu diterima oleh Huzaifah, tetapi tidak digunakan untuk kegunaan peribadinya, bahkan dibahagikan kepada kaum muslimin. Keadaan inilah, menyebabkan baginda SAW bertambah sayang kepada huzaifah.


Mempunyai ketaatan kepada rasulullah terlalu tinggi, hatta sanggup menggadaikan nyawa. Pernah berlaku dalam kejadian peperangan Ahzab (nama lain : Khandak), Nabi SAW melantik beliau menjadi pencari rahsia kuffar dengan menyelinap masuk bagi menyelidiki dan mengetahuai rahsia yang wujud dikalangan tentera kuffar. Kerja itu adalah berat, tetapi diterimanya dengan hati terbuka.


Semasa sedang menuju secara sembunyi-sembunyi ke tempat kumpulan Kuffar itu, dengan pertolongan Allah, angin kencang datang menyebabkan api pelita terpadam.


Dengan terpadamnya api pelita yang mengakibatkan kegelapan, diambil kesempatan oleh Huzaifah untuk masuk dalam perkumpulan tentera kuffar.


Abu Sufyan sebagai panglima perang kuffar bimbang perkumpulan mereka dimasuki musuh, menyebabkan mengarahkan agar tentera itu memegang tangan kawannya masing-masing, lalu bertanya nama.


Mendengar arahan itu, huzaifah dengan cepat memegang tangan orang kelilingnya lalu bertanya tentang nama mereka.


Dalam keadaan gelap itu, kedengaran suara Abu Sufyan menyebut bahawa puak Yahudi Quraizah telah mengkhianati mereka menyebabkan mereka terpaksa berundur, lebih-lebih lagi dengan kedatangan angin tiupan yang terlalu kuat sehingga memporak perandakan kekuatan pertahanan mereka.


Huzaifah meninggal dunia di Madyan (sekarang : Lubnan) pada tahun 36 hijriyyah dalam umur yang terlalu tua. Beliau meninggal dunia selepas mendapat berita pembunuhan terhadap Saidina Osman bin Affan.


Semasa hampir dengan saat meninggal dunia itu, dia meminta agar sahabat-sahabat menunjukkan kepadanya kain kafan yang digunakan untuk mengkafankannya. Apabila dibawa kepadanya, dilihat kain itu jenis yang elok, lalu diminta agar kain yang untuk dikafankannya itu bukan kain yang jenis mahal.


Semasa saat dia mahu menghembuskan nafasnya yang terakhir, para sahabat terdengar ucapannya seperti berikut;


“selamat datang wahai Maut; kekasih tiba di waktu rindu; hati bahagia tak ada keluh dan sesalku”
Sila lihat video di bawah

Wednesday, November 21, 2012

[BONGKAR] Adolf Hitler Peluk Islam & Meninggal di Indonesia

Saya bawakan kajian menggemparkan ini beserta dengan gambar-gambarnya sekali bagi mengukuhkan bukti artikel ini, satu-satunya yang berbahasa Malaysia disekitar alam maya. Terbongkar juga akhirnya segala tipu daya Zionis dan Barat yang selama ini telah mencorakkan sejarah dunia dengan penipuan dan konspirasi.

Daripada sekian banyak maklumat dan teori yang ada tentang kematian Adolf Hitler, tidak ada satu pun yang dapat menyatakan secara pasti apa penyebab kematian seorang pemerintah Nazi ini. Di manakah sebenarnya akhir dari petualangan kisah Hitler itu? Benarkah Hitler bersama isterinya Eva Braun bunuh diri selepas minum racun sianida?
Lantas bagaimanakah hasil kajian pihak Amerika Syarikat ketika tengkorak Hitler dipamerkan pada tahun 2000 lalu, yang ternyata adalah tengkorak wanita? Di manakah sebenarnya Hitler selepas jatuhnya Berlin pada tangan Tentera Bersekutu?
Beberapa Versi Tentang Kematiannya
Versi yang paling popular menyatakan bahawa Hitler mati bunuh diri dengan cara menembak dirinya sendiri dan minum racun sianida pada 30 April 1945, ketika Jerman diduduki oleh Kesatuan Soviet.
Meskipun sejumlah ahli sejarah ragu-ragu Hitler menembak dirinya sendiri, dan berpendapat bahawa fakta itu hanyalah propaganda Nazi untuk menjadikan Hitler sebagai pahlawan.
Namun, lubang pada potongan tengkorak yang telah dijumpai tampak menguatkan lagi hujah tersebut ketika tengkorak itu dipamerkan di Moscow tahun 2000. Bagaimana dan bila Hitler meninggal sekarang ini masih diselimuti misteri.
Dapat dijumpai penjelasan tentang punca dan bila Hitler mati dari beberapa versi. Ada kematian versi Jerman, versi Rusia, dan versi para pengkaji sejarah atau saintis.
Versi Jerman, seperti yang diceritakan oleh Flegel, salah seorang jururawat Hitler dan pemimpin Nazi yang lain ketika di dalam bunker(kereta perisai).
Versi Russia, yang dinyatakan oleh seorang pegawai tinggi Organisasi Keselamatan Rahsia Russia, KGB, yang mengatakan, bahawa Adolf Hitler mengakhiri hidupnya bukan dengan menembak dirinya sendiri, tetapi dengan meminum racun sianida.
Seperti yang dinyatakan oleh Leftenan Jeneral Vasily Khristoforov, kakitangan arkib untuk Organisasi Keamanan FSB Rusia, "Unit Peubatan Tentera Kesatuan Soviet ketika itu telah memastikan bahawa Hitler dan Eva Braun mati selepas meminum racun sianida pada 30 April 1945."
Versi para saintis, yang terkini adalah mengikut pendapat umum dalam hal ini diwakili oleh para saintis. Sudah lama sebenarnya para saintis dan ahli sejarah menyatakan bahawa potongan tengkorak yang telah diambil dari luar bunker Hitler oleh tentera Rusia dan selama ini disimpan perisikan Soviet itu akan menjadi bukti yang meyakinkan bahawa Hitler menembak dirinya sendiri sehingga mati selepas meminum pil sianida pada 30 April 1945.
Akhirnya analisis DNA dilakukan terhadap potongan tengkorak itu oleh penyelidik dari Amerika Syarikat, dan mereka menyatakan, "Kami tahu tengkorak itu ada kaitan dengan seorang perempuan berusia antara 20 dan 40 tahun," kata ahli arkelogi Nick Bellantoni dari Universiti Connecticut, AS, yang dipetik dari Dailymail.
"Tulang itu kelihatan sangat nipis, tulang tengkorak lelaki cenderung lebih kuat. Dan persambungan di mana kepingan tengkorak itu menyambung nampak berkaitan dengan seseorang yang berusia kurang dari 40 tahun. Hitler pada April 1945 berusia 56 tahun. "
Dengan adanya hasil ujian DNA tersebut, bererti sejarah kematian Hitler menjadi sebuah misteri kembali, dan para ahli teori konspirasi terus memikirkan semula kemungkinan lain tentang kematian Hitler, seperti Hitler tidak mati di dalam bunker.
Biografi Ringkas Adolf Hitler
Mengenai masa kanak-kanak, remaja, sampailah menjadi seorang pemerintah, Hitler kecil adalah seorang kanak-kanak yang tidak diterima, ayahnya sangat membencinya dan menganggap sikapnya yang "anti-sosial" sebagai sebuah kecacatan.
Ayahnya seorang yang keras dalam mendidik anak, sedangkan ibunya, Klara sangat baik kepadanya. Masa kecil yang diliputi dengan kebencian dari ayahnya inilah yang memberikan pengajaran dalam pembentukan mental dan kejiwaan Hitler ketika dewasa.
Ketika hidupnya kucar-kacir, Perang Dunia 1 pun bermula. Tanpa ragu-ragu Hitler mendaftar menjadi tentera dengan pangkat Koperal, bertugas di medan perang di barisan paling hadapan. Kecewa dengan kekalahan Jerman di Perang Dunia 1, dan melihat negara dan rakyatnya yang sengsara dan kelaparan, Hitler mula menjadi Anggota Parti Buruh yang kemudian menjadi NSDAP (National Socialistische Deutsche Arbeiter Partei).
Surat keiizinan masuk
Pada tahun 1920, Hitler dilantik menjadi Ketua Bahagian Propaganda, ketika inilah terserlahnya bakat Hitler berpidato.
Satu tahun kemudian, 1921, Hitler menjadi ketua parti. Akhirnya pada tahun 1962, Hitler mendapatkan hak kuasa mutlak daripada partinya. Hitler dianggap sebagai seorang yang pandai berpidato, digelar "singa podium", ahli pidato yang mampu memukau para pendengarnya.
Hitler adalah ahli politik handal dan berjaya membina imej yang berjaya melalui propagandanya. Beliau berjaya membina idea serta pemikiran menjadi sebuah kekuatan dahsyat yang berjaya melalui propaganda.
Beliau berjaya membina sebuah kekuatan dahsyat yang ditakuti. Beliau juga berjaya membangunkan idea sebagai fuhrer atau pemimpin yang boleh dipercayai rakyat, membawa bangsanya ke puncak kejayaan.
Bukti-Bukti Hitler di Indonesia
Bagaimanakah Hitler boleh sampai ke Indonesia? Bagaimana dia boleh bekerja menjadi seorang doktor di Hospital Umum Sumbawa Besar? Sehingga kepada pertemuan Hitler dengan seorang wanita sunda yang akhirnya menjadi isterinya?
Juga tentang kesaksian Dr Sosro Husodo ketika bertemu dengan Hitler ketika di Sumbawa Besar. Dan semuanya telah dilengkapi dengan dokumen-dokumen lengkap serta foto-foto sedia ada.
Hitler yang terkenal, dengan kekejamannya di abad ke-20, rupa-rupanya telah bersembunyi di Indonesia sejak tahun 1954 sehingga tahun 1970, yang kemudian diketahui oleh Pakatan Bersekutu (AS, Kesatuan Soviet, Britain dan Perancis) yang seterusnya dihasut oleh Israel untuk terus memburu para tokoh Nazi.

Pada tahun 1954, Adolf Hitler memasuki Indonesia dengan menggunakan nama palsu, Dr Poch. Pada awalnya, Dr Poch tinggal di Dompu kemudiannya berpindah ke Bima, seterusnya berpindah pula ke Pulau Sumbawa Besar, kemudian bekerja sebagai doktor di Hospital Umum Daerah Sumbawa Besar. Seluruh penduduk Pulau Sumbawa mengenali doktor ini, yang dipanggil dengan gelaran "Doktor Jerman".

Salah satu peninggalan Adolf Hitler yang meninggal pada tarikh 15 Januari 1970 di Surabaya, adalah buku nota kecil berwarna coklat bersaiz 9×16 cm dengan tebal 44 cm.

Di dalam buku itu tertulis puluhan alamat sekutu-sekutunya dan rakan sekerja Hitler yang sama, seperti yang tercatat dalam sejarah Eropah. Begitu pula tulisan tangan yang ditulisnya dibuku tersebut sangat hampir dan mirip dengan tulisan tangan Hitler.

Buku ini mempunyai erti yang sangat besar, kerana ianya merupakan salah satu bukti yang boleh dipercayai yang menyatakan bahawa "Dr Poch" adalah Pemerintah Nazi, Adolf Hitler.

Surat Izin Mengemudi Dr Poch saat tinggal di Sumbawa Besar

Hitler yang bertemu dengan seorang gadis bernama Sulaesih yang sedang menggembara ke Sumbawa Besar, yang akhirnya dilamar oleh Hitler.


Tidak lama selepas Dr Poch melamar Sulaesih, beliau memeluk Islam pada tahun 1964, disaksikan oleh Ketua Jabatan Agama di Sumbawa dan menukar namanya menjadi Abdul Kohar. Pada tahun 1965, Hitler pun menikahinya.
Aries Zulkarnaen, salah seorang saksi kewujudan Dr Poch, pada tahun 2010 berkata doktor itu mempunyai dua sikap yang berlawanan antara satu sama lain, pemarah namun sering bergurau senda dengan orang lain.
"Dia pemarah, banyak memberi penerangan tentang ubatan dengan mulut [menyebutkan nama ubat], tapi kalau ada yang tanya lagi, dia beritahu, kan saya sudah jelaskan tadi," kata Aries.
Poch juga akan marah jika pesakitnya menyebut penyakit yang mereka alami. "Apa kamu doktor?," Kata Aries, meniru gertakan yang sering diucapkan Poch.
Adolf Hitler (kanan) ketika berusia 75 tahun di Sumbawa Besar
Aries menambah, Poch juga dikenali sebagai seorang yang berperikemanusian. "Tidak takut gurauan kasar dengan masyarakat," kata dia. Yang paling menonjol dari Poch, kata Aries, adalah caranya memandu kenderaan Jeepnya.

"Jalan-jalan di Sumbawa dulu belum bagus, tapi dia memandu dengan satu jari. Luar biasa, "kata Aries. "Itu tanda-tanda dia bekas tentera," tambah Aries.

Adolf Hitler saat berusia 78 tahun, dengan keadaan tubuhnya yang agak bongkok

Walaupun tidak pernah menyangka bahawa Poch adalah Hitler, Aries mengaku bahawa masyarakat setempat menjangkakan dia seorang bekas tentera Nazi.

"Dia sangat bertenaga, kelihatan sekali tenteranya. Penduduk ketika itu sudah mengira dia bekas tentera NAZI, "jelas dia.

Dalam akhbar Harian Pikiran Rakyat pada tahun 1983, terdapat sebuah artikel berkenaan dengan Hitler. Penulisnya bernama Dr Sosrohusodo, Profesor Lulusan Universiti Indonesia yang pernah bertugas di kapal yang dijadikan hospital bernama 'Hope' di Sumbawa Besar.

Dr Sosrohusodo menceritakan pengalamannya bertemu dengan seorang doktor tua berasal daripada Jerman bernama Poch di Pulau Sumbawa Besar pada tahun 1960. Poch adalah pegawai sebuah rumah sakit terbesar di pulau tersebut. Orang itu dinyatakan sebagai Hitler.

Bukti-bukti yang diterangkan Dr Sosrohusodo, adalah bahawa doktor tersebut tidak mampu untuk berjalan dengan normal. Dia selalu mengheret kaki kirinya ketika berjalan.

Foto ketika Dr Poch menikah dengan Sulaesih

Kemudian tangannya, kata Dr Sosrohusodo, tangan kiri doktor Jerman itu sentiasa bergetar. Dia juga mempunyai misai menegak mirip Charlie Chaplin, dan kepalanya tidak berambut.

Keadaan ini seperti dengan gambaran Hilter ketika ianya tua, yang ditemui di sebuah buku biografi Fuhrer. Ketika bertemu dengannya di tahun 1960, orang yang dikata sebagai Hitler itu berusia 71 tahun.

Menurut Dr Sosrohusodo, doktor yang berasal dari Jerman yang dia temui  itu sangat misteri. Dia tidak mempunyai lesen untuk menjadi doktor, bahkan dia sama sekali tidak mempunyai kepakaran tentang kesihatan.

Surat Perkawinan Lain Dr Poch dan Sulaesih

Dr Sosrohusodo mengakui pernah memeriksa tangan kiri Poch yang selalu bergetar. Ketika beliau bertanya bilakah gejala ini mula terjadi, Poch lalu bertanya pada isterinya yang lalu menjawab, "Ini terjadi ketika Jerman kalah di pertempuran dekat Moscow. Ketika itu Goebbels menyatakan kepadanya dengan memukul meja berkali-kali. "

Goebbels yang disebut isteri Poch berkemungkinan ialah Joseph Goebbe, menteri propaganda Jerman yang dikenali setia dengan Hilter.

Kata Dr Sosrohusodo,  isteri Poch, iaitu Eva Braun, beberapa kali memanggil suaminya 'Dolf', yang dikatakan nama panggilan pendeknya daripada Adolf Hitler.

Hitler Mati di Indonesia

Pengakuan Hitler kepada isterinya yang berasal dari Indonesia, Sulaesih, bahawa dia adalah memang Hitler yang sebenarnya, Der Fuhrer. Apa sahaja kegiatan Hitler sebelum dia meninggal?.

Terdapat kenyataan daripada Stanlin, bahawa yang terbunuh di dalam bunker di Jerman bukanlah Hitler asli. Dan di bahagian akhir buku ini menceritakan bagaimana akhirnya seorang pemerintah Nazi meninggal di Indonesia.

Selama ini kematian Hitler memang sangat misteri, kerana tidak ada saksi yang dapat menunjukkan di mana mayat Hitler ataupun mayat Eva Braun, isteri terakhirnya ketika dia berada di Eropah.

Dalam pertemuan rundingan Postdam 1945, Stanlin menyatakan bahawa mayat Hitler dan Eva Braun tidak dijumpai. Stanlin menyatakan kemungkinan, bekas pemerintah Nazi ini telah melepaskan diri dan lari ke Sepanyol atau Amerika Latin.

Dan tidak berapa lama kemudian, ada sebuah khabar yang menyatakan Hitler melarikan diri menggunakan kapal selam ke sebuah pulau. Tapi tidak ada yang tahu pulau apa dan di mana.

Dunia antarabangsa sama sekali tidak menyedarinya. Bahawa seorang pemimpin Nazi yang terkenal sangat kejam itu bersembunyi dengan aman di Sumbawa Besar, sehingga ia meninggal di Surabaya dan dikebumikan di perkubuan awam muslim di Ngagel.

Penutup

Kematian Pemerintah Jerman, Adolf Hitler yang diyakini tewas dalam pertempuran dengan membunuh diri dalam sebuah bunker, pada tanggal 30 April 1945 di Berlin, tetap masih dipersoalkan dan menjadi misteri.


"Siapa yang menyaksikan peristiwa di bunker saat Hitler bunuh diri? Tidak ada, sumber cerita tersebut hanya dari mulut ke mulut. Dan pada saat itu, walaupun tidak ada saksi dan bukti yang jelas, pihak sekutu tetap mengumumkan secara rasmi bahwa Hitler dan istri, Eva Braun telah meninggal.
Bukan tidak mungkin Hitler mati di Indonesia. Kerana Indonesia dianggap tempat yang aman, bagi Hitler. Silakan siapa pun untuk menemukan jawaban yang sesungguhnya. (Ir KGPH Soeryo Goeritno, Msc.,Penulis Buku)

(Foto-foto diatas ditanda untuk menghargai hak cipta)

Judul Buku : Hitler Mati di Indonesia
Katagori : Umum / Tokoh / Sejarah
Ukuran : 14 X 21 cm
Penulis : Ir. KGPH Soeryo Goeritno, Msc
ISBN : 978-602-97263-0-5
Isi Buku : vi + 122 halaman
Penerbit : Titik media Publisher


Buku ini akan menjawab beberapa soalan yang belum terjawab, spt: Mengapa Hitler lari ke Indonesia? Mengapa Hitler akhirnya menjadi Muslim? Apa hubungan Hitler, Indonesia dan Yahudi? Apa yang dilakukan Hitler di Indonesia? Bagaimana hubungan Hitler dengan Sukarno? Dimana kubur Hitler di Indonesia? Bagaimana Hitler boleh berada di Indonesia? Apa kata Jerman, Rusia, Inggeris dan Israel? Siapa lagi yang mengetahui Hitler di Indonesia? Bagaimana Hitler menyembunyikan identitinya?” Buku yang akan menggemparkan dunia” (H.Oetoyo Oesman, SH- Mantan Menteri Kehakiman).

” Merinding saya membacanya” (Drs. J.B Soedarmanto Kadarisman- Mantan Dubes RI untuk Argentina dan Belanda).
 

GAZA: Amaran dari Pimpinan Umum Brigade Al-Qasam



Gaza-PIP: Pimpinan umum Brigade Al-Qassam, Muhammad Dhaif memberi amaran, perang darat yang dijadikan Israel untuk menakut-nakutkan kami sebaliknya akan menjadi harapan terbesar untuk menculik dan menawan tentera Israel.Memasuki hari ketujuh peperangan "Bebatuan Sijjil", Selasa (20/11) Dhaif mengancam penjajah Israel bahawa Al-Qassam akan menculik dan menawan tentera Israel dan menegaskan bahawa Israel akan membayar harga sangat mahal jika melakukan serangan darat ke Gaza.Dhaif menyatakan, "Operasi bebatuan sijjil telah dipersiapkan dengan matang, usaha terus menerus, keringat dan darah dalam latihan dan pengeluaran senjata selepas perang Furqon pada tahun 2009."Pemimpin umum Al-Qassam ini menyebutkan bahawa pimpinan brigade dalam keadaan siap sedia penuh dan terus memantau jalannya pertempuran, dan menyampaikan apresiasi atas usaha aktivis-aktivis Al-Qassam di lapangan yang telah membuat kerugian besar bagi penjajah Israel.Dhaif menyampaikan mesej kepada segenap pejuang Al-Qassam, "Ini adalah hari kamu, maka perlihatkanlah kebaikan dirimu kepada Allah."Usai menyampaikan mesej, Brigade Al-Qassam langsung merilisnya dalam bahasa Arab dan Israel ke video bersama operasi yang mengungkap hancurnya tank Mirkava milik pasukan Israel di sempadan Gaza, dan mengancam Israel bahawa balasan yang akan datang lebih besar ketika Israel melakukan serangan darat ke Gaza. (Qm)

http://www.infopalestina.com/ 

Sunday, November 18, 2012

Qardhawi: Ummat Muhammad Siap Berperang di Jalan Allah.


"KHAIBAR, khaibar ya Yahud! Jaysyu Muhammad Saya'uud ..! Asy-Sya'b yurid tahrir filastiin!!! "

(Ingatlah perang Khaibar wahai kaum Yahudi. Sesungguhnya pasukan Muhammad akan kembali mengalahkan kamu. Masyarakat menginginkan kemerdekaan Palestina). Begitulah di antara teriakan-teriakan jemaah solat Jumaat di Masjid Al-Azhar Mesir, beberapa jam lalu waktu Kaherah, setelah mendengar khutbah Jumaat Syeikh Yusuf Qaradhawi, ketua Persatuan Ulama Islam se-dunia.

"Musuh-musuh Islam berusaha untuk mengurangkan jumlah umat Islam, akan tetapi malah disebalik, justru jumlah umat Islam setiap hari bertambah. Israel mahu menghina umat Islam dengan segala macam cara dan pelbagai senjata, akan tetapi tidak mungkin umat ini akan jatuh selamanya, iaitu umat Muhammad yang siap berperang di jalan Allah, "ungkap beliau.

"Bangsa Israel yang terkutuk melakukan kezaliman kepada saudara-saudara kita di Gaza. Wahai bangsa Israel, sesungguhnya di depanmu ada umat yang besar sebagai umat yang satu, satu barisan, yang disatukan oleh Islam, dan disatukan oleh Muhammad SAW.

"Kita melihat ketika ibadah haji seluruh warna dan jenis berkumpul, dan di antara tanda-tanda kebesaran Allah adalah penciptaan langit dan bumi, tidak akan jatuh umat ini di hadapan kesombongan Israel, dialah umat Al-Quran dan umat Islam, dan ini adalah panggilan besar untuk umat islam iaitu dakwah yang tidak ada keraguan di dalamnya, maka kami mengajak seluruh dunia bebaskanlah diri kamu daripada menyembah hawa nafsu, dan dari menyembah selain Allah swt, dan menyembah manusia satu sama lain, wahai ahli kitab mari kita bersatu!

"Ini adalah dakwah untuk umat manusia seluruhnya, untuk saudara kita di Mesir, dan seluruh dunia, kerana kita menganggap seluruh dunia ini adalah saudara bagi yang lain kecuali yang membusungkan dada dan mengikuti kemahuan syaitan," demikian Syeikh Qardawi.

Saturday, November 17, 2012

UCAPAN DR MORSI MENGGERUNKAN ISRAEL.





"Saya memberitahu mereka bagi semua orang Mesir bahawa Mesir hari ini tidak sama macam Mesir semalam dan bahawa Arab hari ini adalah berbeza daripada orang-orang Arab semalam," katanya selepas solat mingguan Islam di masjid Kaherah.

"Kaherah tidak akan meninggalkan Gaza sendiri."
kami tentera tak takut mati..

via Prophetic Timeline

Wednesday, November 14, 2012

Muharram Bukan Bulan Nabi Berhijrah

Gua Thur
               
                 Bulan Muharram adalah bulan pertama yang dipilih oleh Saidina ‘Umar bin al-Khattab untuk kiraan bulan bagi tahun hijrah. Maksudnya, dua belas bulan dalam satu tahun, Saidina ‘Umar al-Khattab r.a. membuat keputusan untuk memilih Muharram sebagai bulan pertama bagi tahun Hijrah. Ini seperti bulan Januari bagi tahun masihi. Maka, telah berlaku salahfaham sesetengah pihak lalu menganggap Nabi s.a.w berhijrah dalam bulan Muharram. Itu andaian yang tidak tepat.

               Dahulunya, orang Arab tidak mempunyai kiraan tahun. Mereka hanya mempunyai kiraan bulan dengan nama bulan seperti yang digunakan oleh umat Islam. Nama bulan-bulan hijrah kita hari ini diambil dari nama bulan-bulan ‘Arab. Cumanya, Arab tidak mempunyai kiraan tahun seperti mana bangsa Rumawi yang mempunyai kiraan tahun masihi mereka.

               Di zaman Saidina Umar, umat Islam mencadangkan agar diwujudkan kiraan tahun bagi kalender umat Islam. Pelbagai cadangan diberikan termasuk dicadangkan tahun kelahiran Nabi s.a.w. untuk dijadikan tahun pertama kiraan kalendar umat Islam Namun ditolak oleh Amirul al-Mukminin Umar bin al-Khattab r.a. Beliau kemudiannya bersetuju tahun Nabi s.a.w berhijrah dijadikan tahun pertama kiraan tahun dalam kalendar umat Islam.

               Kemudian timbul pula persoalan bulan manakah patut dijadikan bulan pertama. Pelbagai cadangan diberikan, termasuk bulan Ramadan. Namun, Amirul Mukminin ‘Umar bin al-Khattab r.a menolaknya kemudian memilih bulan Muharram. Ini disebabkan bulan tersebut umat Islam baru sahaja menyelesaikan ibadah haji. Bukan kerana bulan tersebut Nabi s.a.w berhijrah.

                Sejarahwan besar al-Hafizd al-Imam Ibn Kathir (w. 774H) menyebut dalam karya sejarahnya al-Bidayah wa al-Nihayah:
Kata Muhammad bin Sirin: Seorang lelaki datang kepada Umar dan berkata: “Tetapkan tarikh seperti mana orang bukan arab lakukan dengan menulis pada bulan tertentu dan tahun tertentu”. Jawab Umar: “Cadangan yang baik”. Mereka berkata: “Tahun bila kita hendak mulakan?”. Ada yang mencadangkan tahun kebangkitan Nabi s.a.w, ada pula cadangan tahun kewafatan dan lain-lain. Lalu mereka bersetuju tahun baginda berhijrah. Lalu mereka bertanya lagi: “Bulan manakah hendak kita mulakan?”. Ada yang mencadangkan Ramadan. Ada yang mencadangkan “Muharram kerana ia bulan yang orangramai baru sahaja selesai menunaikan haji dan ia juga termasuk dalam bulan-bulan haram”. Lalu mereka pun bersetuju menjadikan bulan Muharram bulan yang pertama. (al-Bidayah wa al-Nihayah, 3/252, Beirut: Dar al-Fikr).
Riwayat ini jelas menunjukkan pemilihan Muharram sebagai bulan pertama dalam kalender Hijrah bukanlah kerana ia bulan yang Nabi s.a.w berhijrah padanya. Ia hanya bulan pilihan yang dijadikan bulan pertama bagi kalendar hijrah.

               Menurut para pengkaji Sirah Nabi s.a.w, hijrah berlaku dalam Bulan Rabi’ul Awwal, bukan Bulan Muharram. Ini disebut dalam pelbagai riwayat. Sebuah karya kajian sirah Nabi s.a.w yang mendapat anugerah dan pengiktirafan besar dalam dunia Islam iaitu al-Rahiq al-Makhtum karangan al-Syeikh al-Mubarakfuri telah menyimpulkan bahawa Nabi s.a.w keluar dari rumah baginda ke rumah Abu Bakar al-Siddiq pada malam 28 haribulan Safar, tahun ke empat belas selepas menjadi rasul. Dari situ, baginda bersama Abu Bakar ke Gua Thur. Mereka berdua berada dalam gua tersebut selama tiga malam. Pada hari pertama bulan Rabiul Awwal baginda dan Abu Bakar keluar dari Gua Thur lalu memulakan hijrah ke Yathrib (Madinah). Mereka dipandu oleh Abdullah bin ‘Uraiqit. Pada hari Isnin, 8 Rabiul Awwal, Nabi s.a.w sampai ke Quba. Baginda berada di Quba selama empat hari dan mengasaskan Masjid Quba. Pada 12 Rabiul Awwal, selepas solat Jumaat, barulah baginda memasuki Yathrib yang kemudian dinamakan Madinah. Inilah kesimpulan yang diambil dari pelbagai riwayat serta catatan ahli sejarah dan hadis. (lihat perincian: al-Mubarakfuri, al-Rahiq al-Makhtum, 163-172. Beirut: Muassasah Fuad).

               Dengan ini, berdasarkan maklumat yang dinyatakan tadi, jelas bulan muharram bukanlah bulan baginda Nabi s.a.w berhijrah, ataupun memulakan hijrah. Kesimpulannya; baginda keluar dari rumah pada akhir bulan Safar. Memulakan hijrah pada hari pertama Rabiul Awwal dan sampai ke Madinah pada 12 Rabiul Awwal. Jika ada perbezaan pendapat dalam kalangan sejarahwan, ia berkisar pada hari-hari yang disebutkan itu sahaja. Adapun bulan, mereka bersetuju hijrah Nabi s.a.w pada Rabiul Awwal. Dengan itu, kita sepatutnya tahu bahawa bulan Muharram adalah bulan pertama dalam kiraan kalendar hijrah, bukan bulan hijrah Nabi s.a.w.

                 Penetapan kalendar hijrah yang dibuat oleh Amirul Mukminin Umar bin al-Khattab r.a adalah langkah yang tepat bagi memenuhi keperluan urusan pentadbiran dan kehidupan umat Islam. Walaupun idea itu bermula dari cadangan meniru cara pengurusan bukan muslim, tetapi meniru bukan muslim dalam perkara yang bukan ibadah dan pula dapat memberikan faedah kepada umat Islam adalah sesuatu yang diizinkan, bahkan disuruh oleh Islam. Langkah Saidina Umar r.a. itu telah membantu pengurusan dan pentadbiran umat Islam sepanjang zaman. Maka, penetapan tarikh bagi tahun hijrah bukanlah bagi mengujudkan satu upacara agama, tetapi untuk urus tadbir umat.

                Setelah kita jelas tentang latar penetapan tahun hijrah, iaitu ia berlaku pada zaman Saidina Umar bin al-Khattab r.a bukan pada zaman Rasulullah s.a.w, maka sudah pastilah tiada apa-apa upacara ibadah khusus –sama ada solat khusus, atau puasa khusus atau bacaan khusus- yang Nabi s.a.w lakukan sempena tahun baru hijrah kerana kiraan tahun baru hijrah belum bermula pada zaman baginda. Pada zaman Umar dan khalifah-khalifah selepas Umar juga tiada sebarang upacara ibadah khusus sempena kedatangan tahun baru hijrah. Sebaik-baik petunjuk dalam ibadah ialah petunjuk Nabi s.a.w dan al-Khalafa al-Rasyidin.

                   Setiap hari, setiap waktu umur kita bertambah atau meningkat. Sama ada memasuki tahun baru atau tidak, hayat kita tetap bertambah singkat dan ajal semakin dekat. Setiap kita disuruh untuk berazam ke arah yang lebih baik, samada menjelang atau belum tahun yang baru. Itulah kehidupan dan jiwa seorang muslim. Masa tidak selalu menunggu kita. Kabaikan jangan ditangguh, keburukan jangan ditanggung. Jangan menunggu tahun baru untuk berubah kepada yang lebih baik. Jangan menunggu tahun baru untuk meninggalkan keburukan. Itulah jalan hidup yang patut kita fahami dan hayati. Itu sikap golongan soleh sepanjang zaman. Mereka sentiasa memohon kebaikan dan sentiasa beristighfar kepada Allah.

                 Jika tahun baru hendak diingati atau dihayati, mungkin di sudut kedatangan tahun baru boleh menjadi pemangkin semangat dan azam. Membantu penilaian dan perancangan. Maka, ia akan menggalakkan kita memuhasabah diri; apakah kejayaan amalan baik atau dosa yang telah kita lalui tahun lalu? Juga, yang penting apakah perancangan dan azam kebaikan bagi kalendar yang akan datang. Maka kita pun berazam ke arah prestasi yang lebih baik.

Sumber: http://drmaza.com

Saturday, November 10, 2012

Benteng Terakhir dan Kejatuhan Andalusia



Cordova yang masyhur di dalam Bahasa Arab sebagai al-Qurtubah merupakan bandar terakhir di bawah penguasaan Islam sebelum Andalusia jatuh sepenuhnya ke atas tangan golongan Kristian. Kedaifan dalam mempertahan pemerintahan Islam di Andalusia amat menyedihkan. Ia berlaku pada zaman pemerintahan terakhir Islam di bawah Bani al-Ahmar yang menguasai wilayah terakhir Andalusia iaitu Granada dari tahun 620 – 897H. Penyerahan wilayah terakhir ini terpaksa dilakukan demi menyelamat maruah pemerintah Islam di bawah pimpinan Abu Abdullah daripada diguling dengan lebih teruk.

Penyerahan dalam bentuk perjanjian yang ditandantangani oleh pihak Islam dan Kristian itu dilakukan dan penyerahannya kepada Raja Kristian Sepanyol iaitu Ferdinand dan Isabella. Perjanjian yang dikatakan mempunyai 67 perkara itu antara lain menjamin keselamatan orang Islam untuk tinggal di Sepanyol dan juga jaminan keselamatan sekiranya mereka ingin keluar dari Sepanyol menuju ke daerah lain, terutama untuk kembali ke daerah Afrika Utara. Namun perjanjian yang tidak pernah ditunaikan oleh pihak Kristian itu nampaknya menjadi senjata yang menikam umat Islam terus menerus sehingga mereka tidak lagi mampu bertahan apatah lagi untuk merampas kembali Andalusia ini. Kesan-kesan peninggalan umat Islam, ketamadunan yang dibina dan seumpamanya telah banyak dimusnahkan.

Penulis ketika menjejaki kaki ke Andalusia seketika dahulu melihat sendiri bagaimana kota yang dibina oleh pemerintahan Islam kelihatan dihancurkan dan hampir tidak ditemui oleh para sejarawan dan ahli arkeologi. Dalam kes ini, lebih jelas jika dilihat bagaimana kota Madinah al- Zahra ditemui dalam keadaan yang sangat menyedihkan dengan runtuhan kota itu seolah tidak dapat untuk diselamatkan. Walaupun kota ini dikhabarkan musnah akibat pergolakan dan peperangan saudara pada tahun 1010M, namun ia keunggulan kota ini terus malap apabila Andalusia jatuh ke tangan bukan Islam.

Ketika Bani Ahmar memerintah Andalusia, wilayah pemerintahan mereka sudah menguncup, tidak lagi sepertimana pada zaman kegemilangan pemerintahan Abdul Rahman III. Secara khusus, pemerintahan mereka hanya melibatkan wilayah Granada sahaja yang menjadi daerah terletaknya istana yang masyhur iaitu istana Al-Hamra’ atau dalam bahasa Sepanyol hari ini lebih dikenali sebagai al-Hambra.

Oleh kerana berlaku perselisihan keluarga dalam hal mewarisi kepimpinan, akhirnya telah menyebabkan pergolakan anak-beranak berlaku dan seterusnya melemahkan lagi pemerintahan Islam di Granada ini. Disebabkan Abu Abdullah tidak berpuas hati dengan pewarisan takhta yang ditunjukkan oleh bapanya, iaitu kepada saudaranya yang lain, lalu beliau memberontak sehingga dalam pemberontakan tersebut telah mengorbankan nyawa bapanya. Namun, takhta pemerintahan tidak menyebelahi Abu Abdullah, tetapi ia beralih kepada Muhammad ibn Sa’ad. Lalu perancangan dibuat dalam bentuk kerjasama antara Raja Ferdinand dan Abu Abdullah untuk merampas kembali takhta pemerintahan. Rampasan itu berjaya, ringkasnya Abu Abdullah dapat menduduki takhta tetapi bagi jangkamasa yang pendek disebabkan tekanan dari Ferdinand untuk mendapatkan habuan. Habuannya tidak lain tidak bukan ialah penyerahan wilayah Granada ini kepada beliau, lantas masyhurlah Ferdinand yang beristerikan Isabella sebagai raja yang berjaya menumbangkan kerajaan terakhir Islam di Andalusia.

Kejatuhan Andalusia rupanya adalah kelemahan pemerintahan yang sanggup menggadai prinsip mereka demi mendapat bantuan sokongan untuk menduduki takhta yang hanya buat sementara sahaja. Selain itu, ia turut disebabkan beberapa faktor, iaitu:
i. Usaha agresif puak Kristian untuk menakluk kembali wilayah yang ditadbir oleh kaum Muslimin sehingga menyebabkan pertahanan mereka terus rapuh dan tidak mampu bertahan atas serangan fikri dan askari yang dilakukan tentera musuh. Gerakan ini lebih dikenali sebagai Reconquista. Tidak dinafikan ia mempunyai kaitan dengan usaha pihak Kristian untuk menakluk wilayah yang telah jatuh ke tangan umat Islam di seluruh dunia di mana ia seolah turut terkesan dengan pergerakan tentera Salib yang menumpukan perhatian di wilayah umat Islam di Asia Barat.
ii. Ketiadaan sokongan dari pemerintah Islam di wilayah luar Andalus, melainkan sokongan yang sering diterima hanyalah dari Afrika Utara sahaja.
iii. Tiada mekanisma dalam mencari pengganti yang layak (succession plan) untuk meneruskan pemerintahan di mana kebanyakkan mereka mewariskan kepimpinan kepada anak beranak atau ahli keluarga.
iv. Tiada kesepakatan (wehdatul fikri dan wehdatul amal) dalam mentadbir wilayah yang dikuasai sehingga wujud perbezaan pemerintahan antara satuwilayah dengan wilayah yang lain. Perbezaan fikrah yang wujud dikalangan mereka banyak membawa keruntuhan dan kurang usaha untuk bekerjasama dalam hal-hal yang disepakati.

Kesan daripada kejatuhan inilah umat Islam dihina dan dihalau keluar dari Andalusia. Ia turut terpalit kepada kaum Yahudi, di mana tiada kuasa yang boleh melindungi mereka setelah kerajaan Islam menjadi lemah seterunya runtuh. Kehinaan yang diterima sepertimana berdasarkan perintah yang dikeluarkan pada tahun 1492M iaitu setiap orang Yahudi yang enggan dibaptis, mereka perlulah keluar dari Andalusia dalam tempoh 3 bulan. Ia dikuti perintah yang dikeluarkan 10 tahun selepas itu kepada mereka yang tidak mahu dibaptiskan, iaitu perintah pada Februari 1502 di mana pihak Kristian mengusir golongan pendatang yakni orang Islam dari Seville dan sekitarnya.21 Jelas, kejatuhan pemerintahan yang berlaku bukan sekadar peralihan kuasa politik, tetapi ia turut memberi kesan kehinaan kepada umat Islam, malah ada di antara mereka yang diperangi ketika sudah bersedia keluar dari Andalusia.

Iktibar Sejarah Andalusia: Teladan dan Sempadan

Jika diteliti dari sudut perkembangan dan kemajuan Islam di Andalusia, jelas menunjukkan bahawa pemerintahan Islam telah mementingkan kemajuan intelektual dan keilmuan di samping perkembangan industri dan pertanian.

Namun, disebabkan beberapa masalah dalaman yang berlaku, pemerintahan Islam akhirnya tidak dapat bertahan dan terpaksa menyerahkan penguasaan mereka selama hampir 8 abad itu kembali kepada Kristian.

Antara punca yang dilihat melemahkan umat Islam ketika itu dan boleh dijadikan iktibar kini ialah:
Perebutan kuasa dikalangan pemimpin yang mentadbir wilayah.

Ini dapat dilihat pada peringkat awal pemerintahan Andalusia di mana para pemimpin sering berselisih dalam hal ehwal pentadbiran. Gangguan dari dalam ini telah menyebabkan ketidakseimbangan berlaku. Di antara pergolakan itu berupa perselisihan di antara elite penguasa, terutama akibat perbezaan ras dan etnik. Disamping itu, terdapat perbezaan pandangan antara khalifah di Damsyik dan gabenor Afrika Utara yang berpusat di Kairawan. Masing-masing mengaku bahawa merekalah yang paling berhak menguasai Andalusia ini. Oleh kerana itu, tidak hairanlah penggantian pemerintah atau wali (gabenor) berlaku lebih daripada dua puluh kali dalam jangka waktu yang amat singkat. Perbezaan pandangan politik itu menyebabkan seringnya terjadi perang saudara sesama mereka lalu merencatkan pembangunan tamadun umat di sana.

1. Tidak mempunyai sifat ketaatan kepada kepimpinan sehingga mereka tidak mahu mengikut nasihat khalifah. Akhirnya, anasir-anasir tidak puas hati itu membawa kepada perancangan untuk merampas kekuasaan dikalangan umat Islam, sedihnya dengan melibatkan kerjasama dengan pihak musuh.
2. Wujudnya golongan yang ingin menghancurkan mereka dari dalam seperti golongan yang ingin bekerjasama dengan musuh tanpa mengambil kira untuk memperkuatkan ikatan dalaman sesama mereka.
Manakala kejayaan mereka yang boleh dijadikan iktibar ialah:
1. Andalusia telah membuka ruang untuk memastikan supaya sekiranya kita ingin sentiasa maju ke hadapan, kita harus bersikap terbuka kepada pemikiran-pemikiran kreatif dan idea-idea yang inovatif. Mereka telah mencapai kejayaan dari segi sains dan teknologi kerana menggalakkan suasana intelek dan tidak rigid dengan kemasukan ilmu-ilmu moden.
2. kecemerlangan Andalusia dalam bidang pertanian dan industri memungkinkan kita untuk mempertingkatkan kemajuan dalam bidang ini dengan bantuan teknologi maklumat, dan mengambil nikmat bioteknologi untuk dikembangkan dalam sektor ini agar pertanian tidak lagi dipandang enteng.
3. Lahirnya ilmuwan seperti Ibn Bajjah (1082 – 1138M), Ibn Zuhr (1091 – 1162M) dan lain-lain menuntut kita melahirkan cendikiawan Muslim yang versatile, mahir dari segi ilmu turath dan juga ilmu moden yang mampu untuk
meninggalkan jejaknya yang tersendiri di dunia ini. Generasi ilmuwan moden ini harus dibina jati diri mantap agar memberi manfaat kepada pembangunan negara.
4. Ketamadunan yang dibina telah meninggikan Eropah yang pada waktu tersebut berada pada zaman kegelapan. Bandar Cordova di Andalusia dilihat sebagai Bandar yang terulung dikalangan Negara-negara Eropah yang lain dan mereka telah memajukan intelektualisme dari aspek falsafah, senibina, matematik, teologi, perubatan dan banyak lagi sehingga Islam gambarkan begitu kehadapan dalam soal ini. Mereka dapat measimilisasikan Islam dengan falsafah dan pusat kecemerlangan Greek sehingga ia menyumbang kepada keseluruhan negara Barat yang didominasi kaum Kristian.
Kejayaan mereka membina tamadun dalam keadaan mereka mempunyai kepelbagaian bangsa dan penganut agama samawi juga sesuatu yang unik. Sudah pasti ia ada kaitan dengan kefahaman terhadap ajaran Islam yang dipraktikkan dalam bentuk siyasi. Rujukan tentunya terhadap contoh-contoh awal yang ditunjukkan oleh Khalifah Islam dalam memberi dan menjamin hak asasi setiap penganut agama yang mana mereka boleh hidup aman damai di bawah pemerintahan Islam. Contoh-contoh jaminan ini terus dilaksanakan sehingga ke wilayah pemerintahan Andalusia. Oleh sebab itu kita dapat menyaksikan sejarah di mana umat Islam, Kristian dan Yahudi saling membantu mewujudkan suasana keilmuan yang baik terutama di Cordova. Ini kelihatan begitu relevan dengan negara kita sekarang yang mempunyai kepelbagaian latar bangsa dan penganut agama. Oleh itu, demi mencapai puncak kemajuan, kerjasama antara kaum ini harus diberi tumpuan yang wajar bagi meningkatkan kerjasama dan kefahaman dikalangan rakyat yang ada.

Penutup

Kecemerlangan Tamadun Islam Andalusia berakhir tanpa dapat dipertahankan oleh umat Islam. Ia jatuh di bawah pemerintahan kerajaan Sepanyol dan kekal sehingga hari ini. Kesan peninggalan itu masih boleh dibanggakan walaupun hakikatnya tiada apa yang dapat diperolehi oleh umat Islam hasil peninggalan tersebut. Kejatuhan Andalusia kelihatan tidak memungkinkan ia kembali ditadbir oleh umat Islam. Pengalaman pahit ini harus dipelajari agar umat zaman kini tidak mengulangi kesilapan yang dilakukan pada ketika dahulu. Sejarah Andalusia itu sudah tidak dapat diperbaiki untuk manfaat wilayah itu, namun pastinya pengalaman atau pengajaran dapat diperolehi bagi manfaat generasi kini. Walau bagaimanapun, kesediaan Eropah membuka kembali pintu pada abad moden ini dan memberi peluang kepada bangsa-bangsa lain berada di wilayah mereka telah sedikit sebanyak menyaksikan kemunculan kembali umat Islam di Eropah, termasuk di Andalusia.

Sumber:  karangan: SEJARAH PERKEMBANGAN DAN KEJATUHAN PEMERINTAHAN ISLAM DI ANDALUSIA : TELADAN DAN SEMPADAN1 Oleh: Dr. Mohd Roslan Mohd Nor2 (m_roslan@um.edu.my)

Pemerintahan Islam di Andalusia



Secara umum, pemerintahan Islam di Andalusia dilihat sebagai satu pemerintahan yang mementingkan kecemerlangan ketamadunan dari sudut ilmu, sosial dan masyarakat. Sejarawan pada umumnya mengakui bahawa sebelum Islam membuka Andalus, masyarakat Kristian Eropah hidup di dalam kegelapan
dan kejahilan.12 Ini bermaksud, kedatangan dan era pemerintahan Islam di Andalusia telah melonjakkan tamadun Islam secara keseluruhannya sehingga ada yang menganggap ia lebih hebat dari tamadun Islam di Timur yang berada di bawah pemerintahan Bani Umayyah dan Abbasiyyah.
Para pengkaji membahagikan tahap perkembangan Islam di Andalusia kepada beberapa tahap. Antaranya ada yang membahagikan kepada:

1. Tahap penubuhan dan pembinaan
2. Tahap krisis dan pemberontakan
3. Tahap kegemilangan
4. Tahap kelemahan dan keruntuhan

Manakala dari aspek pemerintahan Islam di Andalusia pula, para pengkaji sejarah membahagikan kepada tahap-tahap berikut:

1. Zaman Pemerintahan Gabenor – Bani Umayyah Damsyik (711 – 756M)
2. Zaman Pemerintahan Bani Umayyah (756 – 1031M)
3. Zaman Pemerintahan Kerajaan Kecil ( hingga 1086M)
4. Zaman Penguasan Kerajaan Afrika Utara (1086 – 1143M)
5. Zaman Pemerintahan Bani Nasr (hingga 1429M)

Secara umum, pemerintahan Islam di Andalusia telah menjadi pemangkin kepada kejayaan Eropah dalam membina tamadun mereka. Usaha-usaha yang dilakukan oleh para pemerintah Islam telah memberikan impak positif sehingga barat dapat membina tamadun mereka yang membanggakan pada hari ini.
Pada peringkat awal, pemerintah Islam berjaya untuk mengawal masyarakat Andalusia walaupun mereka mempunyai pelbagai latarbelakang. Ada dikalangan mereka berbangsa Arab, Yahudi, Barbar, Islam, Kristian dan lain-lain. Kecemerlangan dapat dicapai apabila masyarakat berbilang kaum ini dapat dijaga dengan sempurna. Namun, antara punca kejatuhan kerajaan Islam Andalusia juga turut disebabkan oleh kepelbagaian budaya ini yang merenggangkan sesame sendiri sehingga akhirnya kerajaan turut menjadi lemah.

Pemerintahan Islam digambarkan berjaya menjamin hak-hak asasi kaum lain sehingga mereka boleh membantu dalam usaha meninggikan tamadun. Antaranya dapat dibuktikan daripada kajian yang menyatakan bahawa:

"after five centuries of Muslim rule duirng which the Jewish community had been allowed to follow their practices practically unhampered – often with Jews being given high-ranking posts in the administration of the country, and especially after Abdul Rahman I had become the Amir of Andalus in 756 – their numbers had increased considerably."

Daripada gambaran ini, dapat difahami bahawa perpaduan antara kaum berasaskan jaminan terhadap hak-hak kaum minoriti sebenarnya boleh membantu mewujudkan kestabilan selagi manaia tidak bertentangan dengan hasrat pemerintahan. Oleh sebab itu kita dapat menyaksikan tamadun Islam Andalusia menguasai dunia dan meniti dibibir umat dalam menghormati ketamadunan yang dibina.
Peringkat Kecemerlangan Islam di Andalusia Kecemerlangan pemerintahan Islam di Andalusia boleh dikatakan berlaku pada zaman pemerintahan Bani Umayyah Andalusia, selepas mereka bertindak keluar dari penguasaan Abbasiyah terhadap wilayah Andalusia. Kejayaan ini berlaku pada zaman Abdul Rahman al-Dakhil yang mula mengukir nama di Andalusia pada tahun 138H / 756M. Zaman ini berterusan selama kira-kira 3 abad sehingga 422H / 1031M di mana pemimpinnya berjaya membentuk satu masyarakat yang dinamis dan harmonis dalam kepelbagaian latarbelakang penduduknya. Dalam hal ini, Ahmad Zaki mempertegaskan bahawa kecemerlangan di zaman pemerintahan Umayyah ini telah berlangsung dalam dua peringkat pentadbiran yang penting iaitu;

Pertama: era kepimpinan Umayyah yang memerintah tanpa campur tangan asing.
Kedua: era pemerintahan Umayyah yang tidak dipengaruhi oleh kerajaan Abbasiyyah di Baghdad dari segi politik bersama semangat rohnya.

Melihat kepada zaman kecemerlangan ini, boleh dikatakan bahawa pentadbiran yang diberi kuasa mentadbir secara sendiri tanpa pengaruh anasir luar, boleh sebenarnya memacu kecemerlangan yang ingin dicapai. Apabila pentadbiran itu tidak dicampur dengan urusan-urusan lain, maka mereka tidak akan disibukkan dengan pergolakan luaran yang berlaku. Lalu, tumpuan mereka adalah dalam kerangka mempertingkat daya dan usaha ke arah merealisasikan matlamat yang digariskan. Oleh yang demikian, tidak hairanlah Andalusia itu muncul sebagai satu ketamadunan yang cukup membanggakan Timur dan Barat.

Bermula dengan era pemerintahan Abdul Rahman al-Dakhil jugalah telah memperlihatkan perkembangan pesat ketamadunan berlaku. Di zaman beliau, masjid Cordova17 telah dibina dan sekolah-sekolah telah didirikan di beberapa kota besar Andalusia. Hisyam pula merupakan orang yang mengungguli syariat Islam dan Hakam didapati banyak memberi sumbangan dalam melengkapkan aspek ketenteraan dari segi kelengkapan dan latihan yang sempurna untuk pasukan pertahanan ini.

Bermula pada zaman Abdul Rahman III yang dikenali juga dengan nama Abdul Rahman al-Nasir, pemerintahan di Andalusia mula menggunakan gelaran Khalifah, mungkin disebabkan oleh merekalah satu-satunya kerajaan yang meneruskan pemerintahan Bani Umayyah di kala Bani Abbasiyyah mula mengukir kuasa di Baghdad. Ada yang mengatakan bahawa pemakaian gelaran Khalifah itu berlaku kerana Abdul Rahman III melihat bahawa Kerajaan Bani Abbasiyyah mungkin akan runtuh disebabkan oleh pergolakan yang menyaksikan al-Mu’tadil dibunuh oleh pengawalnya sendiri. Gelaran Khalifah ini sudah tentu akan mengangkat martabat beliau kerana ia akan dianggap sebagai pemerintah bagi keseluruhan wilayah Islam.

Di atas semangat Abdul Rahman III inilah telah memperlihatkan kejayaan pemerintahan beliau dalam mendirikan pusat kecemerlangan ilmu, iaitu Universiti Cordova yang terus berdiri megah sehingga hari ini. Namun begitu, seakan sudah menjadi lumrah bahawa di sana ada kitaran ketamadunan seperti yang dibicarakan oleh Ibn Khaldun. Kitaran ketamadunan itu menyebabkan kita berfikir bahawa segala apa yang berada dipuncak pasti akan melalui zaman menurun. Kitaran inilah yang turut melanda Andalusia sehingga kejayaan yang dibina semakin lama semakin menunjukkan ketidakmampuan untuk dipertahankan. Apa yang dimaksudkan ialah ketidakmampuan untuk mempertahankan penguasaan Islam di sana dari sudut politik pentadbiran, bukannya dari sudut kecemerlangan intelektual dan fizikal.

Kejatuhan Andalusia tidak berlaku sekelip mata, tetapi ia melalui proses yang panjang. Sayangnya, tiada dikalangan pemimpin umat Islam pada ketika itu yang berjaya mempertahankan ketuanan Andalusia. Bibit-bibit kejatuhan itu bermula apabila pemerintahan Andalusia dijuzukkan kepada kerajaan-kerajaan kecil.

Kewujudan Kerajaan Kecil AndalusiaMembawa Keruntuhan Kerajaan-kerajaan kecil yang muncul di Andalusia terbentuk apabila kepimpinan utama mula lemah. Lebih tepat, ia rentetan daripada kelemahan pemimpin dikalangan Bani Umaiyyah yang menguasai Andalusia selepas daripada Khalifah al-Mustansar Billah (961 – 976M). Bermula dari itu, Andalusia yang diperintah oleh satu kerajaan, berpecah menjadi banyak daerah yang membentuk lebih daripada 20 kerajaan-kerajaan kecil.

Pembentukan kerajaan-kerajaan kecil ini yang turut dikenali sebagai Muluk al-Tawa’if wujud disebabkan oleh antaranya semangat puak, iaitu untuk mengangkat kaum sendiri. Mereka seolah secara tidak lansung berpegang kepada semangat ke-bangsa-an dan seakan menjurus kepada perkauman sesama sendiri.
Fenomena ini berlaku setelah pucuk pimpinan di Cordova menghadapi masalah dalaman iaitu bergaduh dan bercakaran malah ada yang saling menindas untuk merebut kuasa khalifah. Secara tidak lansung, kerajaan – kerajaan kecil ini wujud pada dekad akhir pemerintahan Bani Umayyah di Andalusia, iaitu kira-kira sekitar tahun 403 H / 1012 M.

Namun bibit – bibit perpecahan awal telah pun wujud atau dapat dilihat 20 tahun lebih awal iaitu semasa Khalifah Hisham II memegang tampuk pemerintahan. Perpecahan adalah jelas ketara setelah Al-Mansur Ibn Abi Amir meninggal dunia pada tahun 392H/ 1002 M.18.

Sumber:  karangan: SEJARAH PERKEMBANGAN DAN KEJATUHAN PEMERINTAHAN ISLAM DI ANDALUSIA : TELADAN DAN SEMPADAN1 Oleh: Dr. Mohd Roslan Mohd Nor2 (m_roslan@um.edu.my)