.

.

Monday, March 3, 2014

Hari Ini 90 Tahun Lalu, 3 Mac, Khilafah Diruntuhkan

90 TAHUN  yang lalu, tepatnya 3 Mac 1924 lalu secara rasmi Khilafah Islam dihapuskan. Umat Islam pernah mengalami masa kejayaan pada tahun 750 – 1500. Setelah masa itu kuasa umat Islam mengalami kemunduran yang puncaknya terjadi pada 3 Mac 1924 dimana Mustafa Kamal secara rasmi mendirikan Republik Turki yang sekular menggantikan Khilafah Utsmani.
Kekalahan Di Gerbang Vienna
Pada zaman Khilafah Abbasiyah, umat Islam menikmati kejayaan sains dan teknologi. Lalu pada zaman Khilafah Utsmaniyah, umat Islam mendapati wilayah terluas. Pada masa Sultan Fatih Mehmed II dan Khalifah Suleyman Qanuni, Islam sudah menjadi sangat kuat bahkan menguasai darat dan lautan. Namun sayangnya hal ini tak dimanfaatkan untuk memperbaiki pemahaman Islam. Terlena oleh berbagai kemenangan dan kemewahan hidup, pasukan Islam tertahan dan kalah di Gerbang Vienna pada tahun 1683. Dan itulah saat terakhir umat Islam melakukan jihad, titik tolak dari kemunduran umat Islam. Dan ini menjadi awal dari bangkitnya barat.
Awal Kebangkitan Barat
Saat jihad sudah ditinggalkan demi kesenangan dunia, barat mulai melakukan penjajahan dengan motonya 3G (Gold-Gospel-Glory). Barat mulai bergerak untuk menjajah negeri muslim. Penyebab lain dari runtuhnya kejayaan umat Islam adalah ditinggalkannya bahasa arab yang merupakan bahasa Islam (dan juga dapat menjadi bahasa penyatu umat Islam). Dengan ditinggalkannya bahasa arab, maka semakin lemahlah pemahaman Islam.
Sultan-Sultan Mamalik pada awalnya mereka merupakan budak-budak yang akhirnya menggantikan bangsa Arab menjadi pemimpin umat Islam (Khilafah Islam). Masalah muncul sebab kaum Mamalik bukanlah orang arab dan kemudian tidak menjadikan bahasa arab sebagai bahasa ibu. Lalu terjadilah pemisahan “potensi Islam” dan “potensi bahasa arab” yang merupakan pokok dari pengetahuan dan ilmu dalam Islam. Rendahnya pemahaman Islam akibat ditinggalkannya bahasa arab dapat terlihat ketika Al-Qaffal menutup pintu ijtihad, sehingga umat resah.
Hal ini terus berlanjut hingga sekarang dimana di banyak negeri Islam, umat Islam tidak menjadikan bahasa arab sebagai bahasa ibu. Dan akhirnya munculah kes-kes seperti ini, “Apakah TV halal atau haram?”, “Bolehkah Al-Qur’an dicetak?” dan lain-lain lagi.
Kemunduran cara berfikir umat Islam semakin lengkap ketika diserang oleh falsafah Parsi dan Yunani yang mencampuri cara berfikir umat Islam. Pengaruh falsfah Parsi sangat nyata dalam pemikiran tasawuf. Penyucian diri dengan cara menyiksa fiksi sebagai ganti ketinggian ruh. Falsafah Yunani juga secara nyata menyerang pemahaman tentang taqdir, qadha-qadar, hingga melahirkan fitnag khalqul qur’an gaya mu’tazilah.
Dan ketika pemahaman Islam melemah, ketakwaan kepada Allah memudar. Barat mulai berani meningkatkan serangan-serangannya. Akhir abad 16, Dimulai di Malta para misionaris mulai mengacaukan pemahaman umat Islam dengan membuat umat Islam ragu akan ajaran Islam. Perancis, Inggris serta Amerika Syarikat juga bergabung menghancurkan umat Islam melalui fahaman nasionalisme.
Fahaman nasionalisme menyebar dan membuat umat Islam berfikir tidak lagi umat yang satu, yakni umat Islam, melainkan berfikir sesuai suku bangsa mereka seperti bangsa Arab, Turki, Mesir dan lain-lain. Salah satu tempat faham nasionalisme diajarkan adalah di Beirut. Dimana American University of Beirut didirikan pada tahun 1866.
Penjajahan Barat
Selain itu keruntuhan Khilafah juga terkait serangan fisik, peperangan dan imperialisme serta diikuti oleh perjanjian-perjanjian. Perjanjian Karlowitz 1699, Passarowitz 1718, Belgrade 1739, Küçük Kaynarca 1774, semuanya menghabisi wilayah kekuasaan Khilafah Utsmani.
Rusia mengambil wilayah Khilafah di bagian utara sampai berbatasan dengan laut hitam pada masa Catherine. Perancis menjajah Mesir pada tahun 1698, Aljazair pada tahun 1830, Tunisia pada tahun 1881, Maroko pada tahun 1912. Inggris menjajah India, China Barat, Sudan dan juga merebut Mesir dari Perancis. Wilayah umat Islam bagaikan hidangan yang diperebutkan.
Umat Islam semakin terperuk akibat konflik internal yang terjadi. Pasukan Yeniseri sering melakukan pemberontakan. Dan akhirnya pasukan ini dibubarkan oleh Khalifah Mahmud II pada 1826. Akibatnya kekuatan umat Islam semakin berkurangan.

Sumber:http://www.islampos.com/

No comments:

Post a Comment