90 TAHUN yang lalu, tepatnya 3 Mac 1924 lalu secara rasmi Khilafah
Islam dihapuskan. Umat Islam pernah mengalami masa kejayaan pada tahun 750
– 1500. Setelah masa itu kuasa umat Islam mengalami kemunduran
yang puncaknya terjadi pada 3 Mac 1924 dimana Mustafa Kamal secara rasmi
mendirikan Republik Turki yang sekular menggantikan Khilafah Utsmani.
Kekalahan Di Gerbang Vienna
Pada zaman Khilafah Abbasiyah, umat Islam menikmati kejayaan sains
dan teknologi. Lalu pada zaman Khilafah Utsmaniyah, umat Islam mendapati
wilayah terluas. Pada masa Sultan Fatih Mehmed II dan Khalifah Suleyman
Qanuni, Islam sudah menjadi sangat kuat bahkan menguasai darat dan
lautan. Namun sayangnya hal ini tak dimanfaatkan untuk memperbaiki
pemahaman Islam. Terlena oleh berbagai kemenangan dan kemewahan hidup,
pasukan Islam tertahan dan kalah di Gerbang Vienna pada tahun 1683. Dan
itulah saat terakhir umat Islam melakukan jihad, titik tolak dari
kemunduran umat Islam. Dan ini menjadi awal dari bangkitnya barat.
Awal Kebangkitan Barat
Saat jihad sudah ditinggalkan demi kesenangan dunia, barat mulai
melakukan penjajahan dengan motonya 3G (Gold-Gospel-Glory). Barat
mulai bergerak untuk menjajah negeri muslim. Penyebab lain dari
runtuhnya kejayaan umat Islam adalah ditinggalkannya bahasa arab yang
merupakan bahasa Islam (dan juga dapat menjadi bahasa penyatu umat
Islam). Dengan ditinggalkannya bahasa arab, maka semakin lemahlah
pemahaman Islam.
Sultan-Sultan Mamalik pada awalnya mereka merupakan budak-budak yang
akhirnya menggantikan bangsa Arab menjadi pemimpin umat Islam (Khilafah
Islam). Masalah muncul sebab kaum Mamalik bukanlah orang arab dan
kemudian tidak menjadikan bahasa arab sebagai bahasa ibu. Lalu
terjadilah pemisahan “potensi Islam” dan “potensi bahasa arab” yang
merupakan pokok dari pengetahuan dan ilmu dalam Islam. Rendahnya
pemahaman Islam akibat ditinggalkannya bahasa arab dapat terlihat ketika
Al-Qaffal menutup pintu ijtihad, sehingga umat resah.
Hal ini terus berlanjut hingga sekarang dimana di banyak negeri
Islam, umat Islam tidak menjadikan bahasa arab sebagai bahasa ibu. Dan
akhirnya munculah kes-kes seperti ini, “Apakah TV halal atau
haram?”, “Bolehkah Al-Qur’an dicetak?” dan lain-lain lagi.
Kemunduran cara berfikir umat Islam semakin lengkap ketika diserang
oleh falsafah Parsi dan Yunani yang mencampuri cara berfikir umat
Islam. Pengaruh falsfah Parsi sangat nyata dalam pemikiran tasawuf.
Penyucian diri dengan cara menyiksa fiksi sebagai ganti ketinggian ruh.
Falsafah Yunani juga secara nyata menyerang pemahaman tentang taqdir,
qadha-qadar, hingga melahirkan fitnag khalqul qur’an gaya mu’tazilah.
Dan ketika pemahaman Islam melemah, ketakwaan kepada Allah memudar.
Barat mulai berani meningkatkan serangan-serangannya. Akhir abad 16,
Dimulai di Malta para misionaris mulai mengacaukan pemahaman umat Islam
dengan membuat umat Islam ragu akan ajaran Islam. Perancis, Inggris
serta Amerika Syarikat juga bergabung menghancurkan umat Islam melalui fahaman nasionalisme.
Fahaman nasionalisme menyebar dan membuat umat Islam berfikir tidak
lagi umat yang satu, yakni umat Islam, melainkan berfikir sesuai suku
bangsa mereka seperti bangsa Arab, Turki, Mesir dan lain-lain. Salah
satu tempat faham nasionalisme diajarkan adalah di Beirut. Dimana
American University of Beirut didirikan pada tahun 1866.
Penjajahan Barat
Selain itu keruntuhan Khilafah juga terkait serangan fisik,
peperangan dan imperialisme serta diikuti oleh perjanjian-perjanjian.
Perjanjian Karlowitz 1699, Passarowitz 1718, Belgrade 1739, Küçük
Kaynarca 1774, semuanya menghabisi wilayah kekuasaan Khilafah Utsmani.
Rusia mengambil wilayah Khilafah di bagian utara sampai berbatasan
dengan laut hitam pada masa Catherine. Perancis menjajah Mesir pada
tahun 1698, Aljazair pada tahun 1830, Tunisia pada tahun 1881, Maroko
pada tahun 1912. Inggris menjajah India, China Barat, Sudan dan juga
merebut Mesir dari Perancis. Wilayah umat Islam bagaikan hidangan yang
diperebutkan.
Umat Islam semakin terperuk akibat konflik internal yang terjadi.
Pasukan Yeniseri sering melakukan pemberontakan. Dan akhirnya pasukan
ini dibubarkan oleh Khalifah Mahmud II pada 1826. Akibatnya kekuatan
umat Islam semakin berkurangan.
Sumber:http://www.islampos.com/
No comments:
Post a Comment