.
Monday, August 19, 2013
NASEHAT DARI SEORANG KOMANDAN JIHAD
Asy-Syahid Asy-Syaikh Abdulllah Azzam
Wahai mereka yang telah ridla Allah sebagai Rabb-nya, Islam sebagai Diennya dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasulnya. Ketahuil, bahwasanya Allah telah menurunkan ayat dalam surat al-baqarah :“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepada kamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang beriman bersamanya : “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS. Al Baqarah : 214)
Harga dakwah itu amat mahal menurut firman Allah Yang Maha Benar dan Maha Agung serta menurut lisannya Rasulullaah SAW. Harga mengemban prinsip dan memindahkannya dari alam pikiran atau alam teori ke alam tatbiq (praktek) dan alam kenyataan, memerlukan banyak pengorbanan sehingga menjadi benar-benar nyata dan hidup di alam dunia.
1. HARGA DAKWAH
Dakwah tidak akan mencapai kemenangan dan keberhasilan jika dakwah tersebut tidak diiringi pengorbanan. Baik itu dakwah ardliyah (dari manusia) atau dakwah samawiyah (dari Allah). Darah, tubuh, tulang belulang, nyawa, syuhada`, itu semua adalah api yang menyalakan pertempuran, api yang menyalakan peperangan ideologi, api yang menyalakan perang pemikiran. Adapun ayat tersebut di atas memperingatkan kita kepada persoalan penting dalam gelanggang peperangan ini. Yakni bahwa tidak ada surga bagi orang yang tidak mau berkorban dan menyumbangkan sesuatu.
Apakah kamu mengira? Apakah kalian menyangka bahwa kalian akan masuk surga padahal belum merasakan seperti apa yang dirasakan orang-orang sebelum kalian. Kemudian Allah Rabbul `Izzati mengisyaratkan persoalan penting bahwasanya kamu sekalian tidaklah semulia hamba yang paling dicintaiNya, kalian tidak lebih baik dari hamba-hamba pilihanNya.
“Allah memilih utusan-utusanNya dari malaikat dan dari manusia.” (QS Al Hajj : 75)Tak ada satu manusia di bumi ini yang lebih utama daripada Muhammad SAW, kendati demikian sebagaimana firman Allah `Azza wa Jalla. “Mereka ditimpa oleh bencana (yakni peperangan), kesengsaraan (kemiskinan), kekurangan dan lain-lain yang serupa.” Dan mereka digoncangkan, coba perhatikanlah diri manusia ketika mereka dalam keadaan tergoncang. Gemetar seluruh tubuhnya seakan-akan ia dilanda gempa bumi sehingga tidak mampu menguasai diri untuk tidak jatuh. Mereka digoncangkan dan goncangan itu membuat makhluk yang paling sabar di muka bumi, yakni Rasulullah SAW, berdo`a dengan penuh ketundukan kepada Allah `Azza wa Jalla, “Bilakah datangnya pertolongan Allah?”
Orang yang sabar, tawadlu`, khusyu`, Aminullah (yang dipercaya Allah) di muka bumi, yang selalu bertemu Aminus Sama` (Jibril AS) pagi dan petang, yang senantiasa dimantapkan oleh Al Qur`an sepanjang siang dan malam, masih dapat tergoncang sehingga menyeru kepada Allah dengan sepenuh hati dalam permohonannya, serta mengasingkan dirinya untuk bermunajat kepada Allah `Azza wa Jalla. Beliau berdo`a, “Bilakah pertolongan Allah itu tiba?”
“Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan datanglah kepada rasul itu pertolongan Kami.” (QS Yusuf:110)Masalah tersebut menjadikan para rasul hampir putus harapannya. Mereka tidak mempunyai harapan namun belum sampai pada putus asa, karena :
“Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir.” (QS Yusuf : 87)Mereka meyakini bahwa mereka telah didustakan. Bumi itu telah tertutup rapat di hadapan mereka dan dunia terasa sunyi di wajah mereka, bumi tidak menjanjikan seseorang yang mau mengikuti dakwah mereka, maka mereka tidak berpengharapan lagi.
“Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan mereka) dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada Rasul itu pertolongan Kami, lalu Kami selamatkan orang-orang yang Kami kehendaki. Dan tidak dapat ditolak siksa Kami dari orang-orang yang berdosa. Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal, Al Qur`an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat.” (QS Yusuf 110-111)
2. PENGORBANAN RASULULLAH SAW
Al Qur`an itu bukan hiburan dan bukan untuk kesenangan di waktu-waktu senggang, akan tetapi Al Qur`an adalah manhaj (petunjuk jalan) bagi para Da`i yang menempuh jalan dien ini sampai hari kiamat, mengikuti jejak langkah penghulu para rasul Muhammad SAW dan pemimpin semua umat manusia.
“Aku adalah pemimpin anak cucu Adam, bukan menyombong.” Meskipun demikian, keadaan beliau saat ini adalah seperti yang beliau sendiri ceritakan dalam hadits shahih:
“Sungguh aku pernah disakiti karena menyampaikan risalah Allah dan tak seorangpun pernah disakiti seperti itu, aku pernah diintimidasi karena menyampaikan risalah Allah dan tak seorangpun pernah diteror seperti itu. Dan pernah pula lewat pada diriku tiga puluh hari tiga puluh malam, sementara aku dan Bilal tak ada sesuatu yang dapat dimakan kecuali sedikit makanan yang hanya dapat menutupi ketiak Bilal” (Shahih Al jami` Ash Shagir 1525)
Ketika datang pembesar Quraisy kepada Abu Thalib, meminta dia agar mencegah keponakannya menyakiti perasaan mereka, maka Abu Thalib mengirim anaknya Uqail untuk menemui Rasulullaah SAW dan mengingatkan bahwa kaum Quraisy mendesaknya agar menghentikan penghinaan terhadap mereka, maka beliau Rasulullaah SAW menjawab dengan kata-kata sebagai berikut:
“Demi Allah, aku lebih tidak mampu meninggalkan sesuatu yang aku diutus untuknya daripada seseorang di antara mereka mencoba membakar matahari dengan nyala api.”“Demi Allah, wahai paman. Sekiranya mereka dapat meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku supaya aku meninggalkan perkara ini, maka aku tidak akan meninggalkannya sampai Allah memenangkannya atau aku akan binasa karenanya.” (Riwayat pertama dinyatakan hasan oleh Albani, dan merupakan penguat bagi riwayat kedua)
Urusan menyampaikan dakwah bukan merupakan sesuatu yang mudah atau perjalanan yang menyenangkan.“Kalau yang kamu serukan kepada merek itu keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak seberapa jauh, pastilah mereka akan mengikutimu.” (QS At-Taubah : 42)
Sesungguhnya jalan dakwah adalah jalan yang panjang dan sukar. Semuanya berduri, semuanya pengorbanan. Bahkan mungkin engkau meninggal dunia sedangkan engkau belum mencapai satu buahpun dari hasil pekerjaanmu.`Abdurrahman bin `Auf menangis`Abdurrahman bin `Auf meletakkan makanan yang lezat didepannya lalu dia menangis dan kemudian berdiri. Dia berkata: “Sungguh sahabat-sahabat kami telah meninggalkan dunia, namun mereka belum pernah melihat seperti ini. Dan sungguh dahulu. Mush`ab bin `Umair, makanannya lebih baik daripada kami, tetapi dia belum pernah melihat makanan yang sebaik ini.”
Anas ra berkata: “Rasulullaah SAW telah diwafatkan oleh Allah, sedangkan beliau belum pernah menikmati daging kambing bakar.”(HR Shahih Bukhari)“Tak pernah sama sekali keluarga Muhammad makan roti dari Sya`ir (jenis gandum) sampai kenyang selama dua hari berturut-turut.”“A`isyah berkata: “Demi Allah, kami belum pernah makan korma sampai kenyang kecuali sesudah penaklukkan Khaibar.”” (HR Muslim)
Apakah kalian mengira bahwa prinsip dan keimanan itu hanya merupakan mainan atau senda gurau atau kesenangan yang disampaikan seorang manusia lewat khutbah yang dihiasi dan dirangkai dengan kata-kata yang indah, atau ditulis dalam sebuah buku lalu dicetak dan kemudian disimpan di perpustakaan ????????????/Itu sama sekali bukan jalan dari Ashabud Da`wah (penyampai dakwah) !!!!
Sesungguhnya dakwah itu selalu akan memperhitungkan bahwa generasi pertama yang menyampaikan dakwah, mereka itu adalah tumbal bagi tegaknya dakwah yang diserukan.
Ucapan Syayid Quthub
Sesungguhnya generasi pertama, mereka itu pergi sebagai api penyala buat tabligh dan sebagai bekal untuk menyampaikan kalimat yang tidak akan hidup kecuali dengan qalbu dan cucuran darah.
Sesungguhnya kalimat kita akan tetap mati seperti boneka yang tak bergerak, sampai kita mati karenanya. Maka dia / kalimat itu akan bergoncang bangkit dan hidup di antara mereka yang hidup. Setiap kalimat yang hidup, maka ia akan bersemayam di hati manusia yang hidup, sehingga hiduplah ia bersama-sama mereka yang hidup. Orang-orang yang hidup tidak akan ingin berdampingan dengan orang-orang yang mati, mereka hanya mau berdampingan dengan orang-orang yang hidup. Adapun mayat itu akan tetap di kubur di bawah tanah, walaupun ia adalah mayat orang terhormat.
3. JALAN DAKWAH
Wahai saudara-saudaraku. Jalan dakwah itu dikelilingi oleh “makaruh” (hal-hal yang tidak disukai), penuh dengan bahaya, dipenjara, dibunuh, diusir dan dibuang. Barangsiapa ingin memegang suatu prinsip atau menyampaikan dakwah, maka hendaklah itu semua sudah ada dalam perhitungannya.
Dan barangsiapa menginginkan dakwah tersebut hanyalah merupakan tamasya yang menyenangkan, kata-kata yang baik, pesta yang besar dan khutbah yagn terang dalam kalimat-kalimatnya, maka hendaklah dia menelaah kembali dokumen kehidupan para rasul dan para da`i yang menjadi pengikut mereka, sejak dien ini datang pertama kalinya sampai sekarang ini.
Berapa banyak orang-orang komunis yang mengurbankan diri mereka untuk mengadakan revolusi merah ?? Berapa lama lenin dipenjara dan dibuang? Dan betapa kagumnya kita saat ini dengan demokrasi barat ? Bagaimana undang-undang tersebut dapat menghakimi Presiden di depan mahkamah, serta memenangkan atau bahkan mengalahkan kasusnya. Undang-undang dan hakim tidak tunduk kepada seorangpun. Cukup sekiranya saya ambilkan sebuah contoh bagi anda, bekas presiden Amerika Serikat, Nixon. Ketika partai oposisi hendak mengajukan tuntutan kepadanya dengan tuduhan bahwa dia memata-matai mereka selama berlangsungnya pemilihan, maka Nixon meminta maaf atas kesalahannya dan kemudian berlindung di balik panggung sejarah karena khawatir akan terjatuh di bawah kekuasaan undang-undang.
Apakah kalian mengira bahwa undang-undang tersebut datang dengan sia-sia? Apakah kalian mengira bahwa undang-undang tersebut datang dengan tiba-tiba? Mereka memperolehnya dengan pengorbanan darah serta tulang belulang para pemikir. Telah dibunuh tiga ratus ribu orang di tangan algojo di mahkamah pemeriksaan, dan tiga puluh ribu diantaranya dibakar hidup-hidup. Mereka yang dibunuh itu ingin mengeluarkan orang-orang barat dari cengkeraman gereja yang lalim dan membebaskan mereka dari belenggunya yang kuat dan kokoh.Telah dibunuh Bruno, dipenjara Copernicus, serta disiksa Galileo, oleh karena mereka meneriakkan prinsip mereka dengan lantang. Tatkala Bruno diajukan di depan mahkamah gereja dan kemudian dijatuhi hukuman mati, hanya karena dia mengatakan bahwa bumi itu bulat, maka Bruno berkata: “Walau bagaimanapun bumi itu tetap bulat.” Walaupun terbukti bahwa bumi itu memang bulat, tetap saja dia dihukum mati.
Selama tiga abad berturut-turut, para pemikir barat berjuang. Seperti Montesqueu, John Lock, Jan Jack Rosow, John Liel, dan lain-lain. Mereka telah banyak berkorban untuk mengeluarkan umat mereka dari doktrin pendeta yang bertentangan dengan akal pikiran dan ilmu pengetahuan. Pihak gereja menggiring manusia yang membangkang ke neraka penyiksaan dengan cambuk gereja yang kuat.
Dari sinilah, dan dari sebab ketidakmampuan mereka untuk mengadakan konfrontasi dengan pihak gereja, maka mereka berusaha membebaskan orang-orang barat. Untuk itu mereka menyeru orang-orang untuk mengingkari tuhan gereja dengan tujuan merobohkan gereja dan tiraninya yang bernama Paus.
Dua Revolusi Besar
Demokrasi yang dinikmati bangsa-bangsa barat sekarang ini bukan terjadi secara kebetulan saja, dan bukan hasil dari orang-orang yang mau berkorban. Dijalan apa ??? Mereka berkorban untuk menegakkan pemikiran mereka. Mereka tidak berambisi untuk mendapatkan surga, dan juga tidak takut terhadap neraka. Bahkan karena dahsyatnya derita yang mereka alami dari penguasa gereja, maka pada saat mereka menang dalam dua revolusi besar di negeri barat (bangsa barat telah bersepakat bahwa dua revolusi Bolsyoviya tahun 1917 M) mereka membuat syi`ar, Gantung raja terakhir dengan usus Paus terakhir. Maksudnya adalah, Sikatlah habis agama-agama dan raja-raja di bumi, karena mereka membahayakan manusia dan menghancurkan kemanusiaan. Belahlah perut Paus terakhir dan gantunglah raja terakhir dengan usus Paus. Ini adalah syi`ar dalam revolusi Perancis. Adapun syi`ar dalam revolusi Bolsyoviya yang melarikan diri dari gereja dan kediktatoran kaisar adalah “Tidak ada Tuhan dan hidup adalah materi.” Mereka tidak mengingkari wujud Allah, Darwin mungkin Marxis menurut apa yang telah saya telaah tidak meningkari wujud Allah, akan tetapi mereka meningkarinya karena hendak menghancurkan gereja yang menyiksa manusia dengan ayunan cambuknya. Mereka lari dari penguasa gereja. Maka setelah itu timbullah atheisme di negeri barat dan menyebar ke dunia.Saya ingin mengatakan kepada kalian : “Tidak mungkin suatu prinsip itu bisa menang tanpa pengorbanan dan tanpa cucuran darah. Pernah orang-orang komunis di dunia Arab, yakni di Yordania, dijatuhi hukuman mati oleh hakim pada tahun 1954. Halim mengetuk palu dan memutuskan : “Mahkamah telah menjatuhi hukuman kepada saudara berupa kurungan penjara selama lima belas tahun.” Maka dia berkata lantang: “Hidup Rusia!!!! Hidup Lenin!!!!””
Maka apakah kalian mengira bahwa kalian dapat mempertahankan negara kalian yang lemah itu selama sepuluh tahun atau lima belas tahun ? Para komunis itu adalah pengikut suatu prinsip yang tidak berharap kepada Allah, tidak mengenal Allah. Dunia mereka dan akhirat mereka adalah dunia mereka, jadi tidak ada akhirat buat mereka. Kendati demikian mereka berani berkorban demi keyakinan dan prinsip mereka.
4. TELADAN DARI MEREKA YANG MELANGKAH DI JALAN DAKWAH
Dakwah islamiyah telah menyumbangkan keteladanan yang tiada bandingannya. Telah banyak berkorban putra-putra Islam di atas jalan ini sepanjang sejarah. Darah mereka menjadi api obor bagi generasi-generasi yang datang sesudah mereka. Jika Hasan Albana telah dibunuh di jalan protokol terbesar di kota Qahirah, yakni di lapangan Ramses, dan kemudian dihabisi nyawanya di kamar bedah rumah sakit. Tidak ada yang menshalati jenazahnya selain empat orang perempuan saja. Namun darahnya telah menghidupkan generasi-generasi sesudahnya di bumi ini.
Jika Abdul Qadir Audah, Muhammad Farghali, Yusuf Thal`at, Hamdawi Dawir, Ibrahim Thayyib, Mahmud Lathif, Sayyid Quthub, Abdul Fattah Isma`il, Muhammad Yusuf Hawwasy, Shaleh Sirriyah dan karim Al Anadluli serta yang lain dapat mereka bunuh, namun darah mereka tidak hilang sia-sia. Darah mereka laksana api yang menggelegarkan dada-dada generasi Islam yang berusaha untuk menegakkan Dien Allah.Mengikuti jalan mereka sebelumnya Al Qassam, Sallamah dan Al `Izzu bin `Abdussalam serta yang lainny. Mereka telah menerangi kita dengan nyala api untuk kita pegang dalam melangkah di atas jalan dakwah. Darah-darah mereka merupakan menara petunjuk bagi generasi-generasi yang mau mencari petunjuk.Hamidah Quthub pernah bercerita kepadaku. Katanya: “Pada tanggal 28 Agustus 1966, Hamzah Basiyuni, Direktur penjara memanggilku. Lalu dia memperlihatkan keputusan hukuman mati bagi Sayyid Quthub, Hawwasy dan Abdul Fattah Isma`il, kepadaku. Lantas dia mengatakan: “Kita masih punya kesempatan terakhir untuk menyelamatkan Ustadz (Sayyid Quthub), yakni dia harus minta maaf. Dia akan diringankan dari hukuman mati, dan sesudah enam bulan dia akan keluar dari penjara dalam keadaan sehat wal afiat. Kalau dia jadi dibunuh, maka demikian itu akan berarti suatu kerugian bagi seluruh dunia. Pergi dan bujuklah dia supaya mau minta maaf.””
Hamidah menyambung : “Lalu aku pergi menemuinya di penjara. Sampai disana kukatakan kepadanya. Sesungguhnya mereka mengatakan jika engkau minta maaf maka mereka akan meringankan hukuman mati mu.” Maka dia menjawab: “Atas kesalahan apa aku harus minta maaf wahai Hamidah, apakah karena aku beramal di pihak RAbbul `Izzati? Demi Allah, sekiranya aku bekerja untuk pihak lain selain Allah tentu aku akan minta maaf. Akan tetapi sekali-kali aku tidak akan minta maaf karena beramal di pihak Allah. Tenanglah wahai Hamidah, sekiranya umur belum waktunya habis maka hukum mati itu tidak akan jadi dilaksanakan. Tidak berguna sama sekali maaf itu untuk mempercepat ajal atau mengakhirinya.”
Itulah jiwa yang dipoleh iman !! Kekuatan macam apa ini !! Keteguhan hati macam apa ini !! Tali gantungan nampak di depan matanya, namun dia masih sempat menenangkan hati yang hidup atas Qudratullah dan qadarNya.
Basyir Al Ibrahim mengatakan : “Pernah suatu ketika, aku berada di dekat raja Faruq ( raja Mesir waktu itu ). Aku mendengar mereka tengah berbisik-bisik tentang rencana pembunuhan Hasan Albana. Maka aku segera pergi menemui Hasan Albana dan kukatakan padanya :”
“Sesungguhnya pembesar negeri ini sedang berunding tentang kamu untuk membunuhmu, sebab itu keluarlah (dari kota ini) sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memberi nasihat kepadamu.” (QS Al Qashash : 20)
Maka dia menjawab : “Apakah engkau berfikir begitu (dia ulang tiga kali), ketahuilah:“Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS Ath-Thalaq)Sesungguhnya kalau kematian sudah menjadi ketentuan Allah, maka kewaspadaan itu tidak akan dapat menyelamatkan.”
5. CONTOH KEPAHLAWANAN DARI AFGHANISTAN
Kita sekarang bersama bangsa Afghan yang telah memberi banyak contoh tentang kepahlawanan. Suatu kepahlawanan yang belum pernah terjadi dalam lembaran tarikh islam selama lima abad terakhir ini. Sesungguhnya pengorbanan yang telah diberikan bangsa Afghan, secara keseluruhan tidak dapat disamakan dengan jihad dan perang bangsa-bangsa Islam pada abad-abad terakhir ini.
Saya belum pernah melihat kesabaran yang melebihi kesabaran mereka. Saya tidak pernah melihat bangsa yang lebih perkasa daripada jiwa mereka. Dan saya tidak pernah melihat bangsa muslim mukmin seperti mereka, yang tidak mau menundukkan kepala mereka kecuali kepada Rabbnya bumi dan langit.Mereka tidak mempunyai persediaan makanan untuk kehidupan sehari-hari. Ada orang Arab yang kaya meminang anak gadis mereka. Namun mereka menolak menikahkan anak gadis mereka, khawatir hal itu mencemarkan harga diri mereka. Sehingga jangan sampai ada yang mengatakan bahwa mereka menikahkan anak gadisnya pada masa kesulitan kepada orang-orang kaya.
Mereka mengisahkan kepada saya tentang seorang perempuan dari Propinsi Kandahar. Mereka mengatakan bahwa perempuan tua tersebut datang kepada Mujahidin dan melapor : “Sesungguhnya anak lelakiku berkomplot bersama pemerintah komunis untuk menyerang kalian. Dia pergi ke Kandahar untuk menunjukkan tempat berlindung kalian dan kamp-kamp kalian. Karena itu susul dan tangkaplah dia!”
Kemudian mujahidin mengejar anak perempuan tua tersebut dan berhasil menangkapnya. Setelah itu mereka bawa ke markas dan kemudian mereka kirimkan lelaki tersebut kepada ibunya. Mujahidin berkata: “Ini anak lelakimu, lalu apa yang harus kami perbuat dengannya?” “Ikatlah kedua kaki dan lengannya dan beri aku pisau yang tajam.” Jawabny. Maka mereka memberi dia, mereka memberi sebuah pisau. Kemudian perempuan tua itu berkata kepada anak lelakinya : “Ingatlah kamu pada hari di masa engkau mencaci Rasulullaah SAW di depanku? Maka saat ini saya akan membalas dendam bagi Rasulullaah SAW terhadapmu wahai kafir !!” Kemudian dia menyembelih anak lelakinya dengan tangan sendiri.
Belum pernah kudengar, belum pernah kudengar dalam sejarah bahwa seorang perempuan tega membunuh anaknya demi menegakkan prinsipnya. Kita telah mendengar tentang para sahabat (Semoga Allah meridlai mereka semua) bahwa mereka membunuh ayah mereka sendiri. Akan tetapi kita belum pernah mendengar ada seorang perempuan yang membunuh anaknya dengan tangannya.
Beberapa hari yang lalu datang tiga puluh wanita dari sebuah desa di Afghanistan. Rusia tidak menyisakan penduduknya kecuali tiga puluh wanita ini. Yang lainnya, mereka bantai habis. Di sebuah desa Propinsi Logar, kaum komunis Afghan menyembelih empat puluh tiga orang yang terdiri para lelaki jompo, ulama, kaum wanita, dan anak-anak, kemudian jenazah tersebut mereka tuangi minyak tanah dan kemudian mereka bakar pada hari Iedhul Adha atau beberapa hari sebelumnya. Dalam pembantaian itu ada anak laki-laki berusia dua belas tahun bersembunyi di bawah tempat tidur. Orang-orang rusia masuk ke dalam rumah dan menggeledah isi dalamnya. Secara kebetulah mereka mendapati mushaf al qur`an, lantas Mushhaf tersebut dibanting dengan keras sebagai penghinaan atasnya. Tiba-tiba anak yang bersembunyi tadi bergerak dari bawah tempat tidur dan keluar ke depan Rusi yang membanting tadi dan memegang erat Mushhaf tersebut diantara kedua tangannya. Lantas dia berkata: “Ini adalah kitab Rabb kami, kitab ini adalah kemuliaan kami dan syi`ar kami.: “Buang kitab itu!” Perintah Syethan tersebut. Maka dia menjawab: “Meski engkau potong-potong diriku, demi Allah aku tidak akan melepaskannya dari tanganku.” Karena penghormatan anak tersebut kepada agama ini, maka si Rusia pun menghormati anak tersebut. Lantas dia sembelih semua yang ada di rumah dan membiarkan anak tersebut tetap hidup.”
Kita membicarakan orang-orang Afghan, mengenai yang negatif-negatif serta yang jelek-jelek saja. Adapun kemuliaan-kemuliaan mereka dan kelebihan-kelebihannya kita kesampingkan begitu saja. Kita tidak berbicara kecuali tentang perselisihan yang terjadi di Peshawar, kita tidak berbicara kecuali tentang perselisihan si Fulan dengan si Fulan. Si Fulan mengambil sekian, dan si Fulan berdusta dalam hal demikian. Masuklah kalian ke dalam medan pertempuran dan lihatlah apa yang sedang dilakukan mujahidin? Kemudian setelah itu putuskanlah, apakah kalian mampu hidup sebulan saja sebagaimana kehidupan mereka? Sesungguhnya kalian tidak mampu mengerjakan yang demikian itu.
Betapa banyak rumah tangga yang tidak tersisa didalamnya kecuali seorang anak kecil saja. Ibu-ibu dibunuh, bapak-bapak dibunuh, pemuda-pemudi disembelih dan yang lain hilang di bawah reruntuhan tanah akibat bombardir pesawat tempur musuh. Perkara-perkara ini tidak disebarkan beritanya di dunia Islam, akan tetapi justru perselisihan yang terjadi antara dua atau tiga orang yang hidup di Peshawar lah yang banyak disebarkan. Padahal Mujahidin meninggalkan lembaran-lembaran sejarah yang bersinar. Lembaran yang membuat sejarah umat manusia dengan pengorbanan darah, nyawa dan tulang belulang.
Saya nasehatkan kepada kalian, sekali lagi saya nasehatkan kepada kalian. Jika kalian ingin turut andil bersaham dengan saha, bagi kita, fardlu ain bagi setiap muslim di muka bumi sekarang ini untuk mengangkat senjata melawan penguasa-penguasa lalim di muka bumi, fardlu ain bagi setiap muslim di muka bumi ini untuk berdiri di sisi orang-orang Afghan. Jika engkau tidak mengangkat senjata di Afghan, maka berperanglah di lain tempat. Tidak ada alasan bagi seseorang, seperti ucapan Abu Thalhah ra : “Allah tidak mau mendengar udzur seseorang.”
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
semoga semangat jihad tetap ada di jiwa muslim
ReplyDelete