TAK banyak orang mengenal sosok Pahlawan besar Islam yang satu ini.
Berkat Kiprahnya memimpin, Mesir dan Tanah Syam menyatu dalam
Kepemimpinan Islam, yang pada saat itu tercerai berai oleh Pasukan
Salib dan Syiah di Mesir (Bani Fathimiyyah). Berkat jasa besarnya,
pintu Penaklukan Kedua atas Palestina oleh penerus sekaligus
muridnya, Sholahuddin Al Ayyubi menjadi terbuka lebar.
SULTAN TERBAIK SETELAH UMAR BIN ABDUL AZIZ
Dengan penerapan Islam secara Kaffah (menyeluruh), keadilan, dan
kesejahteraan menjadi kunci pembuka bagi kegemilangan pasukan
tentera dalam melawan kezaliman, mengusir musuh pasukan Salib
dan membuat Keadaan negara menjadi teguh tak tergoyahkan.
Sultan Nuruddin Zanky, nama lengkapnya adalah Al-Malik Al-Adil
Nuruddin Abul Qasim Mahmud bin Imaduddin Zanki, lahir pada tahun
1118 M. Beliau adalah putra kedua dari Imam Ad-Din Zanki.
Imam Ad-Din Zanki merupakan gubernur Aleppo, Suriah pada masa
itu. Ayahnya dibunuh musuh pada tahun 1146 M. Kemudian Nuruddin
dan abangnya Saif ad-Din Ghazi I membagi wilayah kekuasaan
menjadi dua. Nuruddin mengendalikan separuh wilayah dari Aleppo,
dan abangnya mengendalikan separuh lagi dari wilayah Mosul, Irak.
Pada akhirnya kedua wilayah ini bersatu di bawah kepemimpinan
Sultan Nuruddin Zanky. Nuruddin Zanky terkenal sebagai pemimpin
yang saleh dan adil.
Ibnu al-Athir, seorang sejarawan Muslim, penulis kitab Al-Kamil
fi-l-Tarikh, mendudukkan beliau pada urutan ketiga pemimpin paling
adil setelah Khulafaur Rasyidin dan Khalifah ‘Umar bin Abdul
Aziz Rahimahullah.
Tentang ini Ibn al-Athir menerangkan, “Di antara bukti keadilan
Nuruddin adalah ia tidak pernah menjatuhkan suatu hukuman
berdasarkan dugaan atau tuduhan melainkan meminta dihadirkan
beberapa saksi atas tindakan yang dilakukan oleh terdakwa.
Kemudian jika memang ia terbukti salah, maka Nuruddin akan
menghukumnya dengan hukuman yang pantas dan tidak
berlebih-lebihan. Dengan keadilan ini, Allah menghilangkan
sekian banyak kejahatan di negerinya. Sedangkan di negeri lain
kejahatan begitu bermaharajalela karena para penguasanya
menerapkan kebijakan represif, hukuman yang berlebihan,
dan memutuskan suatu hukuman berdasarkan dugaan.
Wilayah kesultanan Nuruddin yang begitu luas terasa aman
dan tidak banyak orang yang jahat disebabkan oleh keadilan
dan komitmen dalam menjalankan tuntunan syariah yang suci.”
LANGKAH STRATEGIK DI BIDANG POLITIK DAN EKONOMI
Untuk menjadi Negara yang kuat, ada dua kunci utama adalah
Pertama, Penerapan Syariah dan Kedua, penyatuan negeri
Islam dalam Satu Kepemimpinan. Dalam Hal Ekonomi.
Restrukturisasi kebijakan Ekonomi dalam hal penerimaan negara
dilakukan secara radikal dan
fundamental. Pada saat sebelum Sultan Nuruddin Zanky berkuasa,
pajak yang berlaku saat itu mencapai 45 persen untuk rakyatnya.
Sultan mencabut kebijakan pajak tersebut dan mencari sumber
pendapatan lain yang sesuai Syari’ah agar mendapat berkah.
Kebijakan pajak membuat rakyat tercekik dan susah
mengembangkan hartanya. Ibnu Khaldun berkata : pajak
tidak membuat negeri kaya, pajak membuat pembangunan
terhenti, gedung tidak berkembang, pengusaha
menyembunyikan hartanya. Sultan meminta kepada
para ulama dalam setiap khutbah Jum’at agar menyampaikan
permintaan ma’af kepada seluruh kaum muslimin atas pajak
yang sebelumnya telah diberlakukan.
Penerimaan negara yang sah dan syar’i adalah dari zakat, infaq,
shodaqah, jizyah, kharaj, fai, ghanimah, ‘usyur dan khumus.
. (Lihat : Sistem Keuangan Negara Khilafah, karya Syekh Abdul
Qadim Zallum). Adapun Pajak (dharibah), diterapkan jika negara
dalam kondisi paceklik, kas negara kosong, dengan dua syarat
obyek dan wajib pajak, yakni muslim dan kaya. Non muslim dan
tidak kaya, bebas dari beban pajak! Pajak dalam hal ini
bersifat Insidental.
Berkat strategi radikal dan strategis di bidang ekonomi
inilah, keadilan dan kesejahteraan di Syam menjadi meroket.
Dan dampaknya berpengaruh pada infrastruktur dan ketenteraan.
Pasukannya merupakan yang paling kuat di Suriah pada masa
itu. Tentang ini Ibn al-Qalanisi berkata, ”Tidak ada yang pernah
melihat tentara yang lebih baik daripada tentaranya … (baik)
dalam hal penampilan, perlengkapan, maupun jumlahnya.”
Dalam hal politik dan kekuasaan, kebijakan ekonomi dan
kesejahteraan menjadi magnet bagi persatuan umat Islam dan
kunci kekuatan dalam penaklukan. 52 kota di tanah Syam
kembali ke tangan kaum muslimin. Dan puncaknya seluruh
tanah Syam menyatu dan berpusat di Damaskus. Kebijakan
bengis dan menindas negara Romawi berbanding terbalik
dengan kebijakan Syariah Sultan Nuruddin Zanky, sehingga
berbagai wilayah di sekitar Suriah bergejolak dan mendukung
kepemimpinan Islam di bawah Sultan Nuruddin Zanky.
PINTU PENAKLUKAN PALESTIN TERBUKA LEBAR
Keagungan, dan kemuliaan Kepemimpinan Islam oleh Sultan
Nuruddin Zanky menjadi inspirasi bagi penerusnya Sholahuddin
Al Ayyubi Rahimahullah. Untuk menaklukkan Palestina,
tanah Syam harus bersatu terlebih dahulu, dan hal itu telah
dilakukan dengan cemerlang dan berani oleh Sultan Nuruddin
Zanky. Perkembangan teknologi, IPTEK dan ketenteraan
bekembang pesat pada masa itu. Pedang Damaskus misalnya.
Dia adalah pedang terkuat dan legendaris hingga hari ini.
Mereka menggunakan teknologi Nanotubes dalam bahan
pembuatan pedang.
Pedang ini lebih kuat dan tangguh daripada Pedang Samurai
milik Jepun apalagi Keris Indonesia. Dan sampai saat ini belum
ada scientists yang bisa menemukan bagaimana cara membuat
carbon nanotubes dalam struktur mikro baja. Termasuk
bagaimana membuat pedang Damaskus dengan struktur
yang sama seperti aslinya. Pelajaran penting dan
mencengangkan lainnya adalah, dengan Khilafah ternyata
suatu masyarakat bisa menciptakan sesuatu karya
yang elegan, bahkan bisa dibilang melebihi sejarah
pengetahuan itu sendiri. Luar biasa!
Dengan pedang Damaskus itulah, pasukan Salib morat marit,
lari tunggang langgang, tameng dan baju perisai besi
tak ada guna. Kehebatan teknologi pedang saat itu,
sebagaimana kehebatan teknologi perang saat ini,
penuh rahsia, strategi, dan kekuatan pendukungnya yakni
EKONOMI DAN POLITIK. Dan keberkahan kepemimpinan
yang bisa menghasilkan kekuatan politik, ekonomi dan militer,
hanya dengan penerapan Syari’ah secara kaffah, dan
penyatuan dunia Islam dalam naungan khilafah.
TANAH SYAM KUNCI PENAKLUKAN AFRIKA DAN EROPA
Melalui Suriah, maka Penaklukan Palestin dan Mesir akan
menjadi terbuka. Melalui Mesir pulalah, Afrika akan berpeluang
besar untuk disatukan dalam satu kepemimpinan. Dan Melalui
Afrika itulah penaklukan Eropa Barat semakin terbuka
sebagaimana yang dilakukan oleh Abdurrahman ad Dakhil
yang sukses menyeberang melalui Maroko dan membuat
kekuasaan di Andalusia, Spanyol. Dan melalui Suriah pula,
Pintu penaklukan Eropa Timur menjadi terbuka melewati
Turki (Konstantinopel) seperti yang dilakukan oleh
Sultan Muhammad Al Fatih.
Suriah wilayah paling strategis secara teritorial, dan merupakan
daerah yang diberkahi secara normatif karena sering dipuji
oleh Rasulullah Saw. Letak strategis Suriah inilah,
menjadikan daerah ini wilayah yang diperebutkan oleh siapapun
yang ingin menguasai Dunia. Apa yang dilakukan oleh
Sultan Nuruddin Zanki dengan menguasai bumi Kinanah,
meliputi tanah Syam dan Mesir (Suriah, Yordania dan
Libanon, belum Palestina), dan menyatukan kepemimpinan
Islam dalam satu naungan Khilafah dengan
penerapan Syariah, merupakan pengalaman sejarah
yang menjadi momok Dunia Barat dan Timur, khususnya
Israel. Konflik di Suriah akan terus berlangsung.
Kredit: https://www.islampos.com/275613-275613/