.
Monday, December 1, 2014
Kenali 11 Orang Tersohor Di Dunia Memeluk Islam
Sunday, November 23, 2014
Dari Vokalis Band Metal Menjadi Muslimah Berjilbab
Meskipun dahulu kita memiliki masa lalu yang kelam, tapi hal itu bukan jadi alasan bagi kita untuk tidak berubah ke arah yang lebih baik. Kita sebagai hamba Allah hanya boleh berharap, hari ini kita menjadi orang yang baik dan sampai akhir hayat tetap baik mengikut syariat.
Dan inilah yang dialami oleh seorang Muslimah yang sering dipanggil Novi. Banyak orang yang tidak mengetahui kalau dahulunya dia adalah seorang vokalis band metal dan sering naik turun panggung
. Hidayah Allah yang telah mengangkat dirinya dari jurang jahiliyah melontar suara dan aurat hingga akhirnya kembali kepada Islam.
Mungkin orang-orang yang dahulu mengenalnya akan terkaget-kaget melihat penampilannya yang sekarang. Bisa dibayangkan seorang vokalis band metal dengan dandanan urakan tapi sekarang mengenakan jilbab syar’i dan bercadar pula. Maasya Allah.
Beberapa waktu yang lalu Islampos berkesempatan berjumpa dan mewawancarai Novi untuk menceritakan pengalaman hidupnya. Kepada Islampos gadis berusia 25 tahun ini mengaku berasal dari keluarga yang keislamannya biasa saja bahkan menurutnya keluarganya cenderung liberal dan sekuler. Dan mungkin dengan latar belakang seperti inilah Novi kemudian bebas mengekspresikan masa remajanya dengan aktif menjadi anak band.
“Saya aktif di band dari tahun 2007 hingga awal 2012. Oh ya band saya beraliran progressive metal core dan saya sebagai vokalisnya. Yah lumayan lama saya aktif, sampai bersama teman-teman di band sudah seperti saudara sendiri,” ujar Novi.
Meskipun Novi berkumpul dan bergaul dengan teman-teman anak band yang dianggapnya sudah seperti saudara sendiri serta memberikan nuansa lain dari kehidupan pribadinya, namun suasana jenuh juga menghinggapi gadis yang dikenal enerjik tersebut.
“Jadi sebenernya saya itu sekitar 2 bulan sebelum keluar dari band sudah memutuskan memakai tudung. Tapi yah gitu deh, ngerasa gak enak sekaligus malu. Jadi kalau latihan biasa tudungnya dipakai. Nah pas manggung sebelum sampai ke lokasi, tudung sudah siap-siap dilepas. Dari situ mulai galau juga. Tudung saya waktu itu masih seadanya, kerudung paris ama pasmina yang biasa cuma nyelepet di leher doang, itupun dengan dandanan yang jauh dari menutup aurat. Gak lucu dong, head bang pakai tudung heheheh,” canda Novi.
Diakui juga oleh Novi bahwa awal dirinya mengenakan tudung hanya ikut-ikutan teman bukan didasari dari pemahamannya atas ilmu keislaman. “Jujur waktu itu pakai tudung tanpa tau ilmunya, cuma ikutan teman aja. Teman-teman saya yang pakai tudung itu kayaknya bersahaja bangetgitu, punya pacar kayaknya baik-baik, kuliah lancar pokoknya yang baik-baik semua deh. Nah dari situ kepikiran juga kalo pakai tudung entar bisa punya pacar sholeh..hehehehe. Ya gitulah sudah salah niat awalnya dan ga tau ilmunya, jadi lepas pasang tudung menurut saya waktu itu yah oke dan fine-fineaja,” ujar pengajar di SDIT Elfawwaz jalan Bangka Mampang Jakarta Selatan ini.
Jenuh jadi anak band
Sebelum memutuskan untuk cabut total dari dunia band, Novi mengaku titik jenuh di dirinya sudah sampai puncaknya. Suasana ceria saat berkumpul, manggung, latihan bersama menjadi hambar. Belum lagi ada tekanan dari pihak orang tua, karena dirinya sering pulang malam dan kuliah malas-malasan. Novi mulai bimbang antara tetap di band atau memutuskan untuk keluar.
Kegalauannya itu semakin menjadi ketika Novi mulai berpikir bahwa dirinya tidak bisa seperti ini terus, dirinya harus move onkeluar dari zona nyaman bersama teman-teman bandnya ke lingkungan yang berbeda. Mulailah sedikit demi sedikit Novi menghindar dari teman-teman bandnya.
“Mulai dari menjauh dulu dari mereka dan susah dihubungi dengan alasan macam-macam supaya gak latihan, padahal waktu itu sedang persiapan untuk membuat mini album. Teman-teman sampai nyamperin ke rumah, sampai akhirnya mereka bosan ngehubungin saya lagi, udah deh akhirnya resmi keluar,” kenang Novi.
Keluar dari suasana hingar bingar musik metal, Novi mulai menata kembali kehidupannya dengan fokus kuliah agar bisa cepat segera lulus serta menjalin silaturahim dengan teman-teman akhwatnya karena semasa jadi anak band, majoriti teman Novi adalah laki-laki. Dan sejak itulah benih-benih hidayah mulai memasuki relung hati Novi yang paling dalam. Novi mulai rajin mengikuti pengajian-pengajian, membaca buku-buku agama sampai akhirnya memutuskan untuk mengenakan jilbab yang sesuai syari’at.
Novi juga merasakan bagaimana beratnya waktu awal-awal harus meninggalkan temannya sesama anak band. Namun di masa-masa galau seperti itu banyak teman-temannya akhwatnya yang mensupport dia untuk lebih tegar menjalani hidup.
“Alhamdulillah sudah digantiin Allah dengan teman yang bisa nuntun ke arah yang lebih baik,” kisahnya.
Dituduh sesat
Ada yang unik sewaktu dirinya pertama kali mengenakan tudung, banyak temannya hanya berkomentar “Dah tobat lu ya” tapi setelah memutuskan untuk mengenakan jilbab yang sesuai syariat, justru pandangan negatif yang sering dilontarkan orang kepadanya.
“Saya dituduh ikutan aliran sesat dan ini sering banget bahkan sampai sekarang masih aja ada yang bilang gitu. Belum lagi tekanan dari keluarga yang bilang kalau pakai jilbab Syar’i susah beraktifitas jadi seperti emak-emak. Bahkan tetangga ada yang ngeliatinnya dari atas sampai bawah terus langsung ngelaporin ke orang tua saya mereka bilang ke orang tua saya ..ati-ati anaknya ikut-ikutan aliran sesat..Laa hawla wala kuwwata Illa billah. Sudah lah ga punya teman, tiap hari dapat omongan seperti itu eh di rumah dapat tekanan juga. Sedih rasanya, jadinya sering galau dan di kamar nangis mulu,” urai Novi dengan nada sedih.
Novi mengakui, dirinya masih agak susah mengkondisikan keluarga dan lingkungan tempat tinggalnya. Bahkan ia pun jika di lingkungan tempat tinggalnya terpaksa harus melepas cadar, namun dirinya berharap ke depannya ia ingin tetap istiqamahbercadar.
Tantangan seperti itu bagi Novi membuat dirinya berusaha belajar Islam serta mengamalkan Islam lebih baik lagi. Kajian-kajian keislaman secara rutin diikuti oleh Novi dari berbagai ustadz. Bahkan kini ia juga mulai mengkampanyekan penggunaan jilbab syar’i dengan bergabung dengan komunitas SPJ (Solidaritas Peduli Jilbab) cabang Tangerang.
Kini diusianya yang beranjak ke 26 tahun sebagai Muslimah normal, alumni Universitas Bina Nusantara ini berharap akan datang sosok pria shalih yang melamar dirinya dan menerima segala kekurangan serta kelebihan yang ada padanya. Sumber: islampos
Monday, October 13, 2014
Sultan Al Fateh Pemburu Dracula
Jika disebut nama Muhammad Al-Fateh (Mehmed II) ataupun Mehmet The Conqueror sudah pasti terbayang di dalam fikiran kita bahawasanya Sultan ini adalah seorang yang telah diiktiraf oleh Rasulullah SAW sebagai sebaik-baik pemimpin dan dibawahnya juga sebaik-baik tentera yang pernah dihasilkan oleh sebuah empayar islam.
“Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Raja yang menaklukinya ialah sebaik-baik raja dan tentera yang berada di bawah pimpinannya ialah sebaik-baik tentera.”
[Hadis Riwayat Ahmad Bin Hanbal, Al-Musnad (4/335)]
Begitulah seorang Raja yang dijanjikan dan diiktiraf oleh Rasulullah SAW 800 tahun sebelumnya sebagai sebaik-baik raja dan dibawahnya terdapat sebaik-baik tentera. Zaman pemerintahan Sultan Muhammad Al-Fateh juga dikenali sebagai zaman yang berlakunya perluasan kuasa yang sangat besar bagi empayar Turki Uthmaniah.
Namun entri pada kali ini bukanlah untuk menceritakan kisah Sultan Muhammad Al-Fateh menakluk Kota Constantinople, tetapi entri kali ini cuba untuk membawakan kepada pembaca suatu kisah yang sangat popular di seluruh dunia iaitu kisah Dracula ataupun Vampire.
Jika disebut sahaja Dracula atau Vampire sudah pasti kita akan mengingati kisah Twilight yang menjadi kegilaan remaja pada hari ini ataupun Van Helsing di mana vampire ini merupakan hantu yang memburu darah manusia untuk memastikan mereka terus hidup dan kuat. Jadi apakah motif entri kali ini untuk mengaitkan Sultan Muhammad Al-Fateh dengan kisah Dracula?
Hakikat yang sebenarnya Dracula ini bukanlah hantu yang kita fahami, tetapi ianya hanya mitos yang diwujudkan oleh masyarakat Eropah mengenai seorang ataupun sekumpulan manusia yang memburu manusia seterusnya meminum darahnya. Dracula yang dimaksudkan di dalam mitos ini sebenarnya adalah seorang manusia biasa ataupun realmen yang hidup sezaman dengan Sultan Muhammad Al-Fateh pada kurun ke-15.
Jika pembaca pernah mendengar mengenai sebuah kawasan yang bernama Walachia yang pada hari ini terletak di negara Romania begitu sinonim dengan sejarah mitos Dracula ini. Suatu masa dahulu ketika empayar Turki Uthmaniah berjaya meluaskan islam sehingga ke timur eropah, masyarakat islam dan kristian di timur eropah hidup di bawah kekuasaan empayar Turki Uthmaniah. Perluasan kuasa ini berlaku ketika zaman pemerintahan sultan Murad II iaitu ayahanda kepada Sultan Muhammad Al-Fateh.
Di kawasan Walachia ini terdapat sebuah keluarga diraja yang berkuasa di kawasan ini iaitu House of Draculesti (House of Dragon) yang dipimpin oleh Vlad II dracul(dragon). House of Dragon ditugaskan oleh gereja Roman Katolik pada waktu tersebut untuk melindungi penganut kristian serta menghapuskan penguasaan umat islam ke atas wilayah Balkan.
Vlad III The Impaler |
Selain itu, Vlad II juga telah menghantar dua orang anaknya ke negara Uthmaniah untuk berkhidmat kepada Sultan, iaitu Radu III cel Frumos dan Vlad III. Penerimaan Sultan Murad II terhadap kedua-dua putera raja ini adalah sebagai cara untuk melatih pemimpin daripada kalangan orang asal kawasan tersebut dan selepas mereka berjaya mendapat kepercayaan Sultan Uthmaniah, mereka akan dihantar kembali dan dilantik menjadi penguasa(Bey) di kawasan tersebut.
Impalement |
Radu juga telah dilatih untuk menjadi seorang Janissari(tentera elit Turki) dan beliau juga terlibat dalam peristiwa penaklukan kota Constantinople. Manakala, Vlad III abang kepada Radu III kembali ke negara asalnya dan menjadi voivode(Duke) di sana dan menyimpan dendam yang tinggi terhadap kerajaan Uthmaniah. Vlad III menganggap ayahnya telah melanggar sumpah sebagai ahli House of Dragon yang sepatutnya menghalau umat islam daripada terus berkuasa di kawasan Balkan apabila ayahnya membuat perjanjian damai dengan kerajaan Uthmaniah.
Perjanjian damai yang dibuat oleh Vlad II bersama kerajaan Uthmaniah hanya sebagai taktik beliau untuk menghancurkan umat islam sahaja. Selepas memperoleh peluang untuk mengkhianati perjanjian tersebut, Vlad II telah mengarahkan anaknya Mircea II dan Vlad IV untuk melakukan seksaan terhadap tahanan perang dan tindakan mereka mendapat sokongan daripada penguasa Hungary pada waktu tersebut iaitu John Huryandi.
Mereka telah melakukan taktik seksaan psikologi yang dikenali hari ini sebagai Impalement iaitu sejenis penyeksaan di mana sebatang tombak yang tajam akan dicucuk di belakang seseorang sehingga muncung tombak yang tajam itu keluar daripada mulut. Taktik impalement ini telah digunakan mereka ketika pertempuran di Belgrade antara tentera uthmaniah dan tentera Vlad II.
Empalement
Ketika mana Radu III begitu komited menjadi seorang muslim dan taat setia berkhidmat bersama tentera Uthmaniah, abangnya Vlad III Dracula telah menjadi penguasa Walachia menggantikan ayahnya. Ketika mana seorang utusan dihantar untuk mengutip jizyah daripada Vlad III Dracula di Walachia, pemungut jizyah ini telah dibunuh oleh Vlad III dan beliau tetap enggan membayar jizyah kepada kerajaan Uthmaniah.
Hal ini telah membawa kepada pengisytiharan perang oleh Sultan Muhammad Al-Fateh terhadap Vlad III Dracula. Seperti mana taktik perang psikologi yang dilakukan oleh ayahnya, Vlad III juga melakukan perkara yang sama namun dengan keadaan yang lebih dahsyat daripada sebelumnya.Vlad dan tenteranya telah pergi ke Danube, sebuah wilayah di kawasan Bulgaria yang pada waktu tersebut merupakan wilayah kerajaan Uthmaniah. Mereka telah menyamar menjadi askar Sipahi(askar elit berkuda) dan membunuh serta menyeksa penduduk di kawasan tersebut.
Nama Dracula juga diberikan kepadanya yang membawa maksud son of dracul(Dragon) serta perbuatan mereka yang suka meminum darah manusia yang diseksa oleh mereka.
“I have killed men and women, old and young… We killed 23,884 Turks and Bulgarians without counting those whom we burned in their homes or whose heads were not cut by our soldiers.” (Dracula, in a letter to Matthias Corvinus bragging of his tyranny)
Ketika dalam perjalanan untuk menghadapi tentera Vlad III di Walachia, Sultan Muhammad Al-Fateh bersama tenteranya telah melalui sebuah hutan yang telah dibakar dan kayu-kayunya telah reput. Di hutan tersebut juga mereka menghadapi hampir 20,000 manusia yang dipacak di atas tanah selepas diseksa dengan cara impalement. Keadaan ini telah merendahkan semangat tentera Uthmaniah dan kelebihan ini telah digunakan Vlad III untuk melancarkan serangan gerila terhadap tentera Uthmaniah. Seramai hampir 15,000 daripada 60,000 tentera Uthmaniah telah terkorban.
Sultan Muhammad Al-Fateh membuat rancangan untuk retreat dan seterusnya mengarahkan Radu III, adik kepada Vlad III Dracula untuk menghadapi abangnya sendiri. Radu III merupakan ketua Janissari pada waktu tersebut dan tugas Janissari bukanlah sebagai tentera infantri yang bertempur di barisan hadapan, mereka hanyalah tentera elit yang menjalankan tugas-tugas berprofil tinggi dan menjadi pengawal keselamatan kepada Sultan. Pertempuran Radu III cel Frumos dan Vlad III Dracula dikenali dalam sejarah sebagai Brothers in Blood. Radu III telah mengalahkan Vlad III dalam pertempuran tersebut sehingga menyebabkan Vlad III terpaksa lari ke Hungary untuk mendapat perlindungan. Radu III telah dilantik menjadi penguasa ataupun Bey bagi kawasan Walachia oleh Sultan Muhammad Al-Fateh
Namun, Vlad III berjaya mendapatkan kembali penguasaan di kawasan tersebut selepas kematian secara tiba-tiba Radu III cel Frumos. Serangan besar-besaran tentera Uthmaniah keatas Vlad III telah menyebabkan kematiannya pada tahun 1476.
Begitulah sejarah yang sangat unik bagi kita di mana kisah mitos Dracula ini adalah sebuah kisah yang terdapat dalam lipatan sejarah umat islam. Bukanlah pemburuan Dracula ini oleh karakter-karakter yang dicipta oleh barat seperti Professor Abraham Van Helsing di mana untuk memastikan Dracula ini mati haruslah ditembak menggunakan peluru perak,anak panah kayu yang sudah dijampi ataupun batang salib, tetapi Dracula ini adalah manusia sebenar yang ‘diburu’ oleh Sultan Muhammad Al-Fateh suatu masa dahulu kerana telah melanggar perjanjian dan menyeksa puluhan ribu umat islam.
Rujukan: suhaibwebb.com
sumber
Friday, September 5, 2014
TOKOH YANG MENGUBAH TRADISI HAKIM DI MAHKAMAH MALAYSIA
TAN SRI HASHIM BIN YEOP ABDULLAH SANI
TOKOH: Hashim Bin Yeop Abdullah Sani, Tan Sri
TARIKH/TEMPAT LAHIR: 20 Ogos, 1928, di Ipoh, Perak.
PENDIDIKAN : (1) Sekolah Anderson, Ipoh, Perak 1934 – 1944.(2). Universiti Malaya, Singapura dan lulus Sarja Muda Sastera. (3). Lincoln’s Inn, London, United Kingdom, dan lulus Barrister at Law, 1961.
KERJAYA: (1). Penolong Pegawai Daerah,Muar, Johor, 1955 - 1956. (2). Circuit Magistrate Muar, Johor, 1957 – 1958. (3). Pemangku Presiden Mahkamah, Seremban, Negeri Sembilan, 1962 -1963. (4). Presiden Mahkamah, Johor Bahru, Johor, 1963. (5). Penolong Penggubal Undang-Undang di Pejabat Peguam Negara, 1964. (6). Penolong Penggubal Undang-Undang Kanan dan Senior Federal Council, 1966. (7). Timbalan Penggubal Undang-Undang, 1967. (8). Penggubal Undang-Undang Parlimen, 1968. (9). Hakim Mahkamah Tinggi, 1973. (10). Hakim Mahkamah Persekutuan, 1982. (11). Hakim Besar Malaya, 1989 – 1992.
PENCAPAIAN: (1). Beliau diterima untuk mendapatkan latihan lanjutan secara penempatan (training within industry) di pejabat Penggubal Undang-Undang Parlimen Victoria, Melbourne (Victoria Parlimentary Draftsman’s Office), Australia pada tahun 1965. (2). Pengiktirafan oleh Seri Paduka Yang Dipertuan Agong kerana khidmatnya memulihkn undang-undang dan perintah selepas Peristiwa 13 Mei, 1969. (3). Terpilih untuk dilantik sebagai Pesuruhjaya Penyemakan Semula dan Pembaharuan Undang-Undang, 1979 -1980. (4). Menjalani tugas dengan cemerlng ketika menjadi Parlimentary Daftsman di Parlimen Malaysia, 1969 – 1973.
INOVASI: Mengubah tradisi hakim apabila pemakaian wig oleh majistret dan hakim digantikan dengan songkok untuk lelaki. Akhirnya pemakaian songkok ini menjadi satu tradisi pula bagi hakim-hakim di Malaysia. (2). Beliau juga mengubah cara memanggil hakim. Beliau mencadangkan panggilan “My Lord” seperti lazimnya dalam mahkamah baik di Malaysia mahupun di negara-negara Komonwel yang lain digantikan dengan panggilan “Sir” sahaja. Di Mahkamah sekarang hakim dipanggil dengan sebutan “Yang Arif”.
KEGIATAN/PERLANTIKAN: Selepas bersara pada tahun 1992, beliau masih memegang beberapa jawatan penting. Antaranya (1). Ahli Suruhanjaya Perundangan dan Kehakiman. (2). Ahli Suruhanjaya polis selaku Pengeusi Lembaga Rayuan di bawah peruntukan Akta Pendaftaran Arkitek dan Akta Pendaftaran Jurutera.
PENULISAN/PENERBITAN: (1). How Our Laws Are Made, oleh Hashim bin Yeop A. Sani, DBP, Kuala Lumpur, 1974. (2). Our Constitution, oleh Hashim bin Yeop A. Sani, Jabatan Penerangan Malaysia, 1970
ANUGERAH/GELARAN: (1).Anugerah bintang kebesaran Panglima Setia Mahkota (PSM) oleh Seri Paduka Yang Dipertuan Agong yang membawa gelaran Tan Sri. (2). Anugerah bintang kebesaran Dato’ Paduka Mahkota Johr (DPMJ) oleh Sultan Johor yang membawa gelaran Dato’, 1973. (3). Anugerah bintang kebesaran Johan mangku Negara (JMN) oleh Sri Paduka Baginda Yang Dipertuan Agong. (4). Anugerah bintang kebesaran Kesatria Mangku Negara (KMN) oleh Seri Paduka yang Dipertuan Agong. (5). Sijil Penghargaan oleh Seri Paduka Yang Dipertuan Agong atas khidmatnya memulihkan undang-undang dan perintah selepas peristiwa 13 Mei 1969. (6). Anugerah bintang kebesaran Panglima Mangku Negara (PMN) oleh Seri Paduka Baginda Yang Dipertuan Agong yang membawa gelaran Tan Sri, 1990.